Sosok Mutmainah Istri Ustaz Yahya Waloni, Ikut Mualaf dan Setia Sampai Akhir

Yazir F Suara.Com
Sabtu, 07 Juni 2025 | 15:04 WIB
Sosok Mutmainah Istri Ustaz Yahya Waloni, Ikut Mualaf dan Setia Sampai Akhir
Sosok Mutmainah Istri Ustaz Yahya Waloni
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepergian Ustaz Yahya Waloni pada Jumat, 6 Juni 2025, menjadi kabar duka bagi dunia dakwah di Indonesia.

Ustaz Yahya meninggal dunia saat sedang menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Makassar.

Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai sosok pendakwah dengan gaya ceramah lantang dan penuh semangat.

Di balik ketokohan beliau, ada sosok perempuan luar biasa yang selama ini setia mendampingi dalam setiap langkah kehidupan dan perjuangan dakwahnya.

Sosok tersebut tak lain adalah sang istri, yang diketahui bernama Mutmainah.

Potret Ustaz Yahya Waloni saat masih bisa berbincang di podcast milik Rhoma Irama. (YouTube)
Potret Ustaz Yahya Waloni saat masih bisa berbincang di podcast milik Rhoma Irama. (YouTube)

Perjalanan Spiritual Bersama

Mutmainah bukan hanya istri dari Ustaz Yahya Waloni, tetapi juga sahabat seperjalanan dalam pencarian spiritual.

Sama seperti sang suami, dia adalah seorang mualaf. Sebelum memeluk Islam, namanya adalah Lusiana.

Pada 2006, Mutmainah mengambil keputusan besar dalam hidupnya, mengikuti jejak sang suami memeluk agama Islam.

Baca Juga: Kisah Mualaf Ustaz Yahya Waloni, Bertemu Penjual Ikan yang Tak Bisa Dilihat Semua Orang

Momen itu tidak hanya menjadi titik balik dalam kehidupan pribadi Mutmainah, tetapi juga menandai komitmen mendalam jalan hidup baru yang mereka pilih bersama.

Setelah memeluk Islam, Lusiana mengganti namanya menjadi Mutmainah, yang berarti "jiwa yang tenang."

Nama tersebut mencerminkan keteguhan hati dan ketenangan batin yang dia miliki dalam menjalani peran barunya.

Bukan hanya dia sendiri yang memeluk Islam, ketiga anak mereka pun turut menjalani proses yang sama.

Anak sulung mereka diketahui Nur Hidayah, diikuti oleh Siti Sara dan sang putra bungsu, Zakaria.

Transformasi keluarga ini menjadi cerminan kuat bagaimana iman dan cinta dapat membawa perubahan yang mendalam dan bermakna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI