Sebelumnya, Monty Tiwa selaku sutradara GJLS: Ibuku Ibu-Ibu menyebut film garapannya itu memang ditujukan untuk menjual komedi absurd yang jadi ciri khas Ananta Rispo, Rigen Rakelna dan Hifdzi Khoir.
"Kalau dibilang ini menabrak aturan sinema mana pun, saya setuju. Tapi ya gitu, emang nggak ada aturan yang bisa mengikat GJLS ini. Tugas saya di sini, memang hanya menyediakan panggung untuk GJLS," jelas Monty usai penayangan perdana GJLS: Ibuku Ibu-Ibu pada 3 Juni 2025 lalu.
Bahkan, Monty Tiwa sampai menabrak aturan dalam penggarapan sebuah film yang ia pelajari dari 25 tahun perjalanan kariernya sebagai sutradara.
"25 tahun syuting loh, itu berantakan semua ilmunya. Nggak ada yang kepakai, beneran. Mereka ini kan emang random banget, acak aja gitu, nggak ketebak," kata Monty saat itu seraya tertawa.
Namun setelah resmi tayang, penonton tetap melihat GJLS: Ibuku Ibu-Ibu sebagai sebuah karya yang sarat kritik sosial dan patut disaksikan banyak orang.
"Ada dangdut untuk kampanye politik, kepercayaan atas dukun/takhayul, pelecehan seksual, ketagihan judi online, resiko pinjaman online, bahaya hipnosis, penggunaan AI untuk kejahatan, komunikasi antar orang tua dan anak, mafia tanah dan bangunan, stereotipe perempuan bekerja di malam hari, paparan screen time pada anak, sulitnya berkarier di sektor formal (rela bekerja apa saja), penerimaan duka dan kehilangan, perjuangan menuju jenjang pernikahan, handling komplain pelanggan atau klien, pornografi online dan sebagainya," kata salah satu pengguna X yang mengulas muatan film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu.
GJLS: Ibuku Ibu-Ibu secara garis besar berkisah tentang upaya Rigen, Hifdzi dan Rispo menggagalkan rencana sang ayah, Tyo (Bucek Depp) untuk menikah lagi setelah istrinya tiada.
Mereka khawatir, pernikahan kedua Tyo bakal mempengaruhi jatah warisan yang kelak didapat anak-anaknya.
Alur cerita itu juga yang kemudian turut menyajikan konflik keluarga hingga beberapa momen haru yang membuat GJLS: Ibuku Ibu-Ibu jadi lebih berwarna.
Baca Juga: Rigen Rakelna Kaget Sendiri Saat Film GJLS Dibilang Sarat Kritik Sosial
Selain Trio GJLS dan Bucek Depp, GJLS: Ibuku Ibu-Ibu turut dibintangi Nadya Arina hingga Luna Maya.