Kisah Jurnalis Indonesia Ditawan Hizbullah, Ungkap Kisah Menegangkan di Lebanon

Minggu, 29 Juni 2025 | 18:39 WIB
Kisah Jurnalis Indonesia Ditawan Hizbullah, Ungkap Kisah Menegangkan di Lebanon
Faisal Assegaf [YouTube/ dr. Richard Lee, MARS]

Suara.com - Dokter kecantikan Richard Lee baru-baru ini ikut membahas kegaduhan yang terjadi imbas perang Israel, Amerika Serikat dan Iran.

Biasa mengundang narasumber untuk berbagi cerita hidup, Richard Lee mengundang Faisal Assegaf, seorang pengamat dan jurnalis kawakan Timur Tengah untuk berbagi informasi di podcast-nya.

Dari perbincangan yang diunggah di kanal YouTube pribadi Richard Lee, terungkap sebuah kisah yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Faisal Assegaf, yang didatangkan untuk membahas konflik di Timur Tengah, ternyata pernah menjadi tawanan kelompok militan Hizbullah di Lebanon.

Cerita bermula saat Richard Lee ingin mengonfirmasi profesi tamunya untuk memberikan konteks kepada penonton.

"Mas Faisal Assegaf ini apa, wartawan?" tanya Richard Lee membuka percakapan.

"Saya wartawan khusus Timur Tengah. Saya pernah di Gaza 2012, waktu revolusi di Libya juga, sampai pas Gaddafi meninggal. Ke Lebanon juga udah tiga kali, Iran tiga kali. Terakhir, saya ke Suriah dua Minggu," jawab Faisal, memaparkan segudang pengalamannya meliput di zona merah.

Namun, kalimat berikutnya dari Faisal membuat Richard Lee terdiam sejenak, tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Nah, saya waktu di Lebanon ditangkap Hizbullah, di Suriah ditangkap Pasukan Kurdi," ungkap Faisal dengan tenang.

Baca Juga: Ayatollah Ali Khamenei Diancam Bakal Dibunuh Israel, Dubes Iran: Dia Bukan Pihak yang Memulai Perang

"Hah, serius?" sahut Richard Lee dengan ekspresi kaget yang tak bisa disembunyikan.

"Iya, saya ditawan 5 hari. Kalau sama Hizbullah, saya ditawan 29 jam," jelas Faisal, mengonfirmasi pengalaman pahitnya.

Rasa penasaran Richard Lee membawanya menanyakan alasan di balik penangkapan Faisal Assegaf.

"Kenapa ditawan?" tanya bos produk kecantikan Athena itu.

Faisal kemudian menceritakan kronologi kejadian yang terjadi pada September tahun lalu, yang bermula pada rencana peliputan ke wilayah konflik di Lebanon.

"Saya kan sebenernya deket sama pimpinan Hizbullah. Jadi, sebelum liputan perang di Lebanon, saya sudah kontakan sama mantan juru bicara Hizbullah, namanya Ibrahim Al-Musawi. Dia juga orang parlemen. Sama ada juga, kepala kantor medianya Hizbullah," tuturnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI