Cerita tentang rakyat yang sulit mengklaim asuransi banyak didengar Primus Yustisio serta dialaminya sendiri.
Ketimbang asuransi dari pemerintah, Primus Yustisio lebih memilih swasta lantaran lemahnya pengawasan OJK.
"Dan yang paling menyedihkan, asuransi syariah yang seharusnya menjadi alternatif bagi masyarakat muslim justru seolah dianaktirikan," kata Primus Yustisio.
Melalui rapat tersebut, Primus Yustisio berharap OJK mulai mengawasi asuransi agar kembali mendapatkan kepercayaan rakyat.
OJK melalui akun X @ojkindonesia pun telah menindaklanjuti Rapat Kerja Komisi XI DPR RI mengenai OJK yang akan menyusun Peraturan OJK (POJK) tentang Penguatan Ekosistem Asuransi Kesehatan.
Hasilnya, Surat Edaran OJK Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan yang seharusnya berlaku mulai 1 Januari 2026 akan diatur kembali melalui POJK.
"Penyusunan POJK ini bertujuan untuk memastikan penerapan tata kelola dan prinsip kehati-hatian yang lebih baik dalam penyelenggaraan produk asuransi kesehatan," jelas akun X @ojkindonesia pada 30 Juni 2025.
Sementara itu, menanggapi potongan video Primus Yustisio yang mengaku malas ke rumah sakit, warganet menceritakan pengalaman serupa.
Baca Juga: OJK Blokir Usaha Penipuan Omnicom Group, Begini Modusnya
"Emang bener. Pernah nganter ke puskesmas padahal cuma demam tapi semuanya diperiksa biar bpjs bisa di-claim banyak," komentar akun @atepnurdiansy***.
"Betul banget tuh yang dikatakan Primus. Hampir semua pasien mengalami," sahut akun @allanfi***.
Namun tak sedikit pula warganet yang menentang pernyataan Primus Yustisio karena dinilai terlalu suuzon.
"Justru harusnya seneng pak yang dicek banyak. Luar negeri itu ceknya banyak, jadi obatnya bener," kata akun @tedy_jasw***.
"Duh gak bener nih mas Primus. Kalo tiap sakit minumnya obat warung itu justru malah berbahaya mas," balas akun @berliantime***.
"Kalau pasien berobat keluar negeri diperiksa macem-macem disebutnya lengkap, teliti, dll. Kalau di Indonesia pasien diperiksa macem-macem dibilang RS/dokter mata duitan, cari untung dll. Padahal itu buat kebaikan pasien sendiri kok kalau sesuai indikasi," sindir akun @andredwija***.