Anak Tak Bisa Diam di Kelas, Waspadai Gangguan Ini

Minggu, 09 Oktober 2016 | 13:17 WIB
Anak Tak Bisa Diam di Kelas, Waspadai Gangguan Ini
Menkes Nila F. Moeloek bersama Konsil Kedokteran Indonesia, IDAI, Ikatan Bidang, Persatuan Perawat, Ikatan Apoteker, Perhimpunan RS dan Asosiasi RS Swasta dalam konferensi pers di Kemenkes, (19/7). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penyebab kasus kebutaan tertinggi adalah katarak dan gangguan refraksi. Tindakan koreksi terhadap gangguan refraksi ini penting terutama pada anak-anak usia sekolah mereka harus melihat dengan baik.

Menkes Nila F. Moeloek mengatakan bahwa salah satu tanda anak mengalami gangguan refraksi mata adalah tak bisa diam di kelas, sehingga kerap disangka guru hendak menyontek. Ada pula anak-anak yang seringkali kedapatan tertidur di bangku belakang kelasnya.

“Anak dengan gangguan refraksi biasanya berdampak pada nilai prestasinya di sekolah”, tutur Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) pada temu media mengenai Hari Penglihatan Sedunia di Jakarta, Minggu (9/10/2016).

Gangguan refraksi sendiri, kata Menkes Nila, merupakan kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak fokus tepat di retina mata yang mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.

Menkes menuturkan bahwa bagi anak-anak dengan kelainan refraksi, pemberian kacamata merupakan tindakan koreksi tercepat yang dapat dilakukan untuk mengembalikan penglihatan mereka.

“Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat terkoreksi maka mereka terhindar dari kebutaan”, tandas Menkes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI