"RNA virus dapat bertahan lama bahwa setelah virus yang sebenarnya telah berhenti (menyeranng tubuh)," ujar Menachery.
![Robot merawat pasien COVID-19 di Italia. [Miguel Medina/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/04/09/34830-robot-merawat-pasien-covid-19-di-italia.jpg)
Bisakah virus 'diaktifkan kembali' setelah sembuh?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) mengungkapkan teori baru, yaitu virus dapat diaktifkan kembali.
Namun, para ahli menjadi lebih skeptis akan teori ini.
Oh Myoung-don, profesor kedokteran internal di Seoul Natioal University dan anggota Kelompok Pensihat Strategis dan Teknis untuk Bahaya Menular WHO, mengatakan penjelasan yang paling masuk akal adalah bahwa tes tersebut mengambil bahan generik virus yang bertahan di dalam tubuh, jadi bukan karena infeksinya muncul kembali.
“Bahkan setelah virus mati, fragmen asam nukleat (RNA) masih tetap ada di dalam sel,” kata Oh.
Menurutnya, virus tidak mungkin kembali aktif. Pasien harus melakukan tes negatif dalam dua tes dalam waktu 24 jam sebelum mereka dibebaskan dari karantina.