Suara.com - Sejumlah negara termasuk Indonesia masih melakukan penutupan sekolah di tengah pandemi COVID-19.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penutupan sekolah seharusnya menjadi upaya terakhir dalam penanganan pandemi.
Menurut WHO, penutupan sekolah bisa berdampak parah bagi anak-anak, kaum muda, dan masyarakat.
Penutupan sekolah seharusnya juga dilakukan hanya sementara dan secara lokal di daerah-daerah yang tingkat penularannya tinggi.
Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus berbicara pada webinar daring bersama UNESCO dan UNICEF, membahas pertimbangan untuk langkah kesehatan publik terkait sekolah dalam menangani pandemi.
"Data yang kami miliki menunjukkan bahwa kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan dan kurang dari 0,2 persen kematian terjadi pada orang di bawah usia 20 tahun," katanya.
Namun, diperlukan riset lebih lanjut mengenai faktor yang meningkatkan risiko penyakit COVID-19 parah dan kematian di kalangan anak-anak dan remaja.
Tedros mengatakan sejak awal pandemi virus corona muncul, pemahaman bagaimana virus berdampak pada anak-anak menjadi prioritas.
Sembilan bulan setelah pandemi mengguncang, masih ada pertanyaan mengenai hal itu, namun WHO mulai mempunyai gambaran yang lebih jelas.
"Kami tahu bahwa virus ini dapat membunuh akan-anak, tetapi anak-anak cenderung mengalami infeksi yang lebih ringan, dan sangat sedikit kasus parah dan kematian COVID-19 di kalangan anak-anak dan remaja," kata Tedros.
Baca Juga: Bill Gates: Covid-19 Bikin Dunia Ekonomi dan Kesehatan Global Jadi Suram
Potensi efek jangka panjang bagi kaum muda yang terinfeksi masih belum jelas.
Kendati anak-anak sebagian besar lolos dari banyak dampak kesehatan terparah akibat COVID-19, mereka menderita dengan cara lain.
Di banyak negara, layanan penting untuk nutrisi dan imunisasi terganggu, dengan jutaan anak ketinggalan sekolah selama berbulan-bulan.
"Kami semua ingin melihat anak-anak kembali ke sekolah, dan kami semua ingin memastikan bahwa sekolah merupakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif sebagaimana mestinya," ucap Tedros. [ANTARA]