Perut Kembung dan Bengkak Bisa Jadi Gejala Kanker Ovarium, ini Tandanya!

Selasa, 29 Desember 2020 | 06:05 WIB
Perut Kembung dan Bengkak Bisa Jadi Gejala Kanker Ovarium, ini Tandanya!
Ilustrasi perut kembung (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ovarium merupakan sumber utama hormon estrogen dan progesteron wanita. Kanker ovarium ini terjadi ketika sel-sel hearts tubuh mulai tumbuh di luar kendali.

Kembung terus-menerus bisa menjadi tanda peringatan kanker ovarium. Sebenarnya kembung adalah kondisi yang wajar terjadi setelah konsumsi makanan mengandung gas atau telalu cepat mengonsumsinya

Tapi, kembung terus-menerus yang tidak kunjung sembuh salah satu gejala kanker ovarium yang paling umum. Kembung yang terkait dengan kanker ovarium bisa menyebabkan pembengkakan di perut.

Perut seseorang mungkin terasa penuh, bengkak atau keras. Anda mungkin juga mengalami gejala lain, seperti penurunan berat badan.

Jika Anda menderita kanker ovarium, perut kembung ini kemungkinan besar disebabkan oleh asites. Asites terjadi ketika cairan menumpuk di perut Anda.

Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)

Menurut Healthline dilansir dari Express, asites seringkali terbentuk ketika sel kanker menyebar ke peritoneum. Peritoneum adalah lapisan perut.

Asistes juga bisa berkembang ketika kanker menghalangi bagian dari sistem limfatik Anda, yang menyebabkan cairan menumpuk karena tidak bisa keluar secara normal.

Kembung salah satu gejala pertama kanker ovarium yang perlu diwaspadai, tetapi biasnaya dianggap sebagai tanda kondisi sudah serius.

Gejala lain dari kanker ovarium termseuk perut kembung atau bengkak, cepat merasa kenyang, penurunan berat badan, ketidaknyamanan di daerah panggul, perubahan kebiasaan buang air besar atau sembelit dan sering buang air kecil.

Baca Juga: Akibat Terinfeksi Virus Corona, Wanita ini Mencium Bau Anyir

Sementara itu, masih belum jelas penyebab kanker ovarium meskipun dokter telah mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI