Sebuah studi 2020 menunjukkan adanya 7,8% peningkatan pasien sindrom patah hati sejak pandemi virus corona terjadi, dibanding 1,7% sebelum Covid-19 mewabah.

Kardiomiopati Takotsubo juga dapat disebabkan oleh stres fisik, seperti kesulitan bernapas, gula darah rendah, stroke, kejang, demam tinggi, cedera parah, hingga kehilangan darah berlebih.
Peristiwa menyenangkan, seperti menghadiri pesta kejutan atau memenangkan lotre, dapat menyebabkan sindrom ini.
"Terlepas dari penyebab stres, respons tubuh serupa seperti mengeluarkan sejumlah besar hormon stres adrenalin dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kardiomiopati Takotsubo, yang dapat menyerupai serangan jantung," tutur Jennifer Haythe, MD, ahli jantung perawatan kritis di Columbia University Center.