Usia 2 sampai 5 tahun
Mulai ajarkan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh sembarangan orang. Seperti daerah dada, perut, paha, bokong, penis, ataupun vagina. Kemudian beritahu ada orang-orang tertentu yang tidak boleh memegang area tersebut. Juga anak diajarkan untuk memberitahu orangtua jika ada yang memaksa memegang area tersebut.
Usia 5 sampai 8 tahun
Memasuki usia tersebut, orangtua bisa mulai menjelaskan fungsi reproduksi secara sederhana.
"Mungkin sudah bisa mulai diajarkan bahwa laki-laki memiliki sperma, perempuan memiliki sel telur. Kemudian bila sperma bertemu dengan sel telur maka akan tumbuh bayi di perut seorang perempuan yang nantinya akan dilahirkan melalui vagina. Ceritakan itu pada usia anak 8 tahun," sara dr. Zidnie.
Usia 9 sampai 12 tahun
Pada rentang usia ini, kebanyakan anak sudah memasuki masa pubertas. Oleh sebab itu akan muncul berbagai perubahan pada fisik anak. Dokter Zidnie mengatakan, orangtua juga perlu menjelaskan berbagai perubahan yang terjadi itu agar anak tidak cemas, minder, atau pun takut terhadap yang dialami dalam tubuhnya.
"Pada usia ini juga sudah mulai bisa dikenalkan tentang infeksi menular seksual. Jadi misalnya tentang HIV atau AIDS. Penularan infeksi juga dapat terjadi saat melakukan seksual, bila alat produksi seksual tidak aman tentu dapat terjadi infeksi menular seksual. Kemudian pada usia ini bisa dijelaskan atau diajarkan mengenai kehamilan jadi bahwa ada perempuan yang sudah menstruasi, laki-laki yang sudah mimpi basah, hal tersebut bisa terjadi proses kehamilan," paparnya.
Anak usia pubertas juga umumnya sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Dokter Zidnie menyarankan, orangtua memberitahu anak apa yang boleh dilakukan apa yang tidak boleh dilakukan dengan lawan jenis.
Baca Juga: Jangan Asal, Posisi Seks Ini Bisa Sebabkan Penis Cedera!
Usia 13 sampai 18 tahun