"Ini membuat saya frustrasi bahwa selama cobaan berat ini, dia tidak dapat menyisihkan dua menit untuk memikirkan bagaimana hal ini mempengaruhi bayinya yang belum lahir," tulis dokter itu.
"Dia lupa memikirkan kami sebagai garis terdepan, kami memang orang asing. Tapi dia tidak pernah memikirkan bagaimana jika dia positif COVID-19, itu akan mengubah seluruh pengalaman persalinannya," kata dia lagi.
Menurut Dr Tasha, jika sang ibu ternyata positif, bayinya harus diisolasi setelah dilahirkan dan menjalani serangkaian tes dan swab hanya beberapa jam setelah lahir.
"Tidak ada pertimbangan diberikan, tidak ada kesadaran yang hadir," ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, dr Tasha mengatakan dia merasa sangat lelah dan kehilangan motivasi dalam pertempuran melawan COVID-19 ini.
"Sangat melelahkan ketika Anda merasa harus berjuang sendirian dan beberapa orang tidak peduli untuk berpikir dan memainkan peran mereka dalam hal ini," katanya.
"Mereka tidak mau repot-repot membantu Anda melawan ini dan meratakan kurva. Mereka lebih suka mendengarkan berita palsu, mengabaikan SOP, berbohong melintasi batas, dan akibatnya, terus menyebarkan virus," kata dia lagi.