“Tentu saja ini sebuah informasi yang melegakan. Kita memang melihat di beberapa daerah, antusiasme masyarakat untuk divaksinasi begitu tinggi," kata dr Nadia.
Walau sejumlah daerah juga menunjukkan tingkat penerimaan vaksinasi yang rendah, pemerintah, sambung dia, akan terus berupaya untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi, salah satunya melalui program edukasi yang terus menerus dilakukan.
"Kami juga berulang kali menegaskan kepada masyarakat untuk jangan percaya dengan hoaks. Vaksin sudah terbukti efektif mencegah keparahan hingga kematian akibat virus Covid-19,” ujar dr Nadia.
Sebuah studi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi Covid-19, serta mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan.
Studi tersebut dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021.
Hal itu sejalan dengan Data dari Public Health England (PHE), vaksin AstraZeneca, salah satu merk vaksin yang digunakan pemerintah dalam program vaksinasi nasional, menawarkan perlindungan tingkat tinggi dari varian delta.
Dua dosis vaksin AstraZeneca, dapat mencegah resiko rawat inap akibat varian delta hingga 92%. Dan bahkan tidak ada kematian diantara mereka yang divaksinasi.
Sementara itu, dua dosis lengkap Sinovac bisa menurunkan penularan Covid-19 hingga 94%, mencegah 96% perawatan Rumah Sakit dan menghindari kematian hingga 98%.
PHE juga menyampaikan hasil penelitian terkait vaksin jenis Pfizer-BioNTech.
Vaksin yang rencana nya mulai bulan depan juga akan masuk ke Indonesia ini, dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, 96% terhindar dari rawat inap tanpa kematian.
Baca Juga: Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Covid-19 Dilindungi Negara
Vaksin jenis itu juga diklaim 88% efektif melawan COVID-19 bergejala yang disebabkan oleh varian Delta dua minggu setelah dosis kedua.