Ilmuwan Temukan Bukti Kuat Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Risiko Kanker yang Lebih Tinggi

Minggu, 30 Januari 2022 | 22:57 WIB
Ilmuwan Temukan Bukti Kuat Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Risiko Kanker yang Lebih Tinggi
Ilustrasi alkohol. (pixabay)

Suara.com - Para ahli kesehatan terus mengumpulkan bukti bahwa konsumsi alkohol menjadi penyebab langsung dari sejumlah jenis kanker.

Studi genetik dalam skala besar yang dipimpin oleh Oxford Population Health menyelidiki bagaimana varian gen yang terkait dengan konsumsi alkohol ditemukan lebih sedikit pada populasi Asia.

Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer itu dilakukan oleh para ilmiwan dari tim Oxford, Peking University dan Chinese Academy of Medical Sciences, Beijing.

Mereka lakukan penelitian dengan menggunakan sampel DNA dari lebih 150.000 orang dewasa, sebagian besar perempuan, dalam studi China Kadoorie Biobank.

Tim mengukur frekuensi varian genetik toleransi alkohol rendah, atau alel pada populasi di China dan Asia Timur lainnya yang sangat terkait dengan asupan alkohol yang lebih rendah. Varian genetik itu untuk enzim aldehid dehidrogenase 2 ( ALDH2) dan alkohol dehidrogenase 1B (ADH1B).

Menurut NIH National Human Genome Research Institute, enzim adalah katalis biologis yang mempercepat laju reaksi kimia tertentu dalam sel.

University of Utah mengatakan alel adalah versi mutasi dari gen yang sama dan mutasi tersebut mengganggu fungsi enzim yang terlibat dalam detoksifikasi alkohol. Sehingga bisa menyebabkan senyawa beracun asetaldehida menumpuk di dalam darah.

Alkohol terurai menjadi asetaldehida yang dapat merusak DNA dan mencegah tubuh memperbaiki kerusakan yang terjadi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Menurut CDC juga ketika DNA rusak, sel dapat mulai tumbuh di luar kendali dan menciptakan tumor kanker.

Oxford Population Health menjelaskan dalam rilis beritanya bahwa mutasi pertama terjadi dengan hilangnya fungsi mutasi pada gen untuk ALDH2. Kemudian mutasi kedua mempercepat aktivitas ADH18. Kedua mutasi itu umum pada orang Asia Timur.

Baca Juga: Bima Arya Tidak Bakal Keluarkan Izin Alkohol di Atas Lima Persen Beredar di Kota Bogor

Karena alel dialokasikan saat lahir dan tidak tergantung pada faktor gaya hidup lainnya (seperti merokok), sehingga dapat digunakan sebagai proxy untuk asupan alkohol, untuk menilai bagaimana konsumsi alkohol mempengaruhi risiko penyakit.

Analisis utama difokuskan pada laki-laki, sepertiga koresponden punya kebiasaan minum alkohol secara teratur.

Di antara populasi penelitian China, frekuensi alel dengan toleransi rendah alkohol adalah 21 persen untuk ALDH2 dan 69 persen untuk ADH18 dan alel dengan toleransi rendah sangat terkait dengan pengurangan konsumsi alkohol pada laki-laki.

Selama masa tindak lanjut ditemukan bahwa 7,4 persen dari sekitar 60.000 responden laki-laki, dibandingkan dengan 90.000 responden perempuan disebut mengembangkan kanker.

Laki-laki yang membawa satu atau dua alel dengan toleransi rendah alkohol untuk ADH1B memiliki risiko antara 13-25 persen lebih rendah terkena kanker secara keseluruhan dan kanker terkait alkohol.

Selain itu, laki-laki yang membawa dua salinan alel toleransi rendah alkohol untuk ALDH2 minum sangat sedikit alkohol, memiliki risiko 14 persen lebih rendah terkena kanker apa pun dan risiko 31 persen lebih rendah terkena kanker yang sebelumnya dikaitkan dengan alkohol.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI