Meski Menggemaskan, Anak dengan Pipi Tembam Bisa Jadi Gejala Klinis Obesitas

Kamis, 03 Maret 2022 | 09:38 WIB
Meski Menggemaskan, Anak dengan Pipi Tembam Bisa Jadi Gejala Klinis Obesitas
Ilustrasi anak pipi tembam. (Shutterstock)

Suara.com - Orangtua disarankan untuk tidak lagi menganggap anak dengan pipi tembam sebagai hal yang lucu. Dokter anak mengingatkan bahwa pipi tembam dan juga tubuh yang gempal sebenarnya bisa jadi gejala klinis obesitas atau kelebihan berat badan.

Dokter spesialis anak Dr. Winra Pratita, Sp.A(K). menjelaskan bahwa gejala klinis anak yang obesitas bisa terlihat dari ujung kepala hingga kaki.

"Gejala klinis pada anak yang obesitas mulai dari kepala terlihat wajahnya bulat, pipi tembam, dagunya rangkap," kata dokter Winra dalam webinar Hari Obesitas Dunia bersama Kementerian Kesehatan, Rabu (2/3/2022).

Selain itu, lehernya terlihat pendek dan terdapat akantosis nigrikans atau bercak kehitaman pada leher bagian belakang. Kemudian dadanya terlihat membusung dengan payudara membesar.

Dokter Winra mengatakan bahwa obesitas juga bisa mempengaruhi suara pernapasan sehingga terdengar bunyi wheezing atau mengi.

"Pada perut membuncit serta dinding perut yang berlipat-lipat. Terdapat hepatomegali ataupun tidak pada ekstremitas, tungkai berbentuk x akibat berat badan sangat meningkat dalam waktu singkat. Kemudian gerakan panggul terbatas, sistem reproduksi terganggu, dan penis sangat kecil pada anak laki-laki," tuturnya.

Apabila anak sudah mengalami tanda gejala klinis tersebut, sebaiknya segera lakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan indeks masa tubuh.

Dokter Wina menambahkan bahwa menentukan obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa. Sebab, anak masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

Upaya cepat penanganan obesitas pada anak juga untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit. Seperti gejala klinis yang terjadi, komplikasi itu juga berpotensi terjadi dari kepala hingga kaki.

Baca Juga: Beda Penumpukkan Lemak Obesitas Pada Laki-Laki dan Perempuan, Mana yang Lebih Mudah Lakukan Diet?

"Komplikasi obesitas dari kepala, anak bisa depresi kemudian percaya dirinya rendah. Turun lagi ke paru bisa asma ataupun sleep apnea jadi saat tidur dia mengorok. Ke jantung bisa menjadi kelainan jantung atau kolesterol tinggi atau juga peningkatan tekanan darah," ujarnya.

Lainnya, komplikasi pada organ hati bisa menyebabkan perlemakan pada hati, kerusakan pankreas berisiko menimbulkan diabetes melitus tipe 2. Kemudian nyeri sendi pada lutut akibat arthritis hingga kakinya bengkok akibat kenaikan berat badan yang sangat masif dalam waktu singkat dan gangguan reproduksi pada anak perempuan dengan sikslus menstruasi tidak teratur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI