Suara.com - Ganja medis mendadak menjadi perbincangan setelah seorang ibu bernama Santi Warastuti viral di media sosial. Penyebabnya, ia minta dukungan masyarakat terkait legalisasi penggunaan ganja medis sebagai pengobatan anaknya yang menderita penyakit cerebral palsy.
Diskusi ini mendapat tanggapan dari banyak pihak, terutama di bidang kesehatan. Ada yang menyebut manfaat ganja medis memang nyata, tapi ada juga yang menyebut pemerintah tidak boleh gegabah dan perlu melakukan lebih banyak riset.
Suara.com pun merangkum sejumlah pemberitaan terkait pro dan kontra penggunaan ganja medis. Apa saja yang perlu diketahui?
1. Produk Ganja Medis Sudah Resmi Digunakan Sebagai Obat di AS
![Ilustrasi tanaman ganja sebagai obat medis [Foto: ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/01/66616-ilustrasi-tanaman-ganja-sebagai-obat-medis.jpg)
Ganja medis telah menjadi legal di sejumlah negara di dunia. Salah satu obat dengan kandungan ekstrak ganja yang tersedia misalnya Epidiolex.
Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Profesor Zullies Ikawati mengatakan, obat tersebut lazim digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai terapi tambahan untuk mengatasi kejang akibat penyakit epilepsi Lennox Gastaut syndrome.
2. Ahli Farmasi UGM Minta Tanaman Ganja Jangan Dikeluarkan dari Narkotika Golongan I
![Tanaman ganja [antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/27/21820-tanaman-ganja.jpg)
Ahli farmasi meminta tanaman ganja di Indonesia perlu tetap berada pada golongan I narkotika walaupun nantinya telah dilegalkan dalam penggunan sebagai obat medis. Apa alasannya?
Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada prof. Zullies Ikawati, Apt. menjelaskan bahwa meski ganja medis bermanfaat, ada risiko lain yang juga perlu diperhatikan.
3. Perbedaan Ganja Medis dan Tanaman Ganja

Gagasan legalisasi ganja medis menjadi perbincangan sejak adanya seorang ibu yang memohon agar ganja medis dilegalkan untuk pengobatan anaknya. Namun, ternyata ganja medis dengan tanaman ganja dianggap sama oleh banyak orang. Masyarakat pun masih membingungkan hal tersebut. Berikut penjelasannya.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Inonesia (PB IDI), dr. Adib Khumaidi, SpOT mengatakan bahwa ganja medis merupakan senyawa yang berasal dari tanaman ganja. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman ganja tidak bisa langsung digunakan sebagai pengobatan.