Membiarkannya untuk menerima dan merasakan emosinya namun tetap dengan pengawasan orangtua, agar ia bisa menyalurkan emosinya tanpa menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
Seperti, “Kamu boleh marah, tapi memukul itu sakit. Mau coba tarik dan buang napas biar tenang?” atau “Kamu mau nangis sambil peluk boneka atau mama?”
Pritta juga menambahkan manfaat dari melatih anak untuk mengekspresikan emosinya diantaranya, anak berlatih membedakan perasaan yang ia alami, menumbuhkan empati, perlindungan diri, dan berani mengeluarkan pendapat. (Shilvia Restu Dwicahyani)