Seperti yang disampaikan oleh Untung Subagyo, Perwakilan DPO, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menyampaikan harapannya bagi kelompok disabilitas agar diberikan akses pelayanan kesehatan secara gratis oleh pemerintah.
Tak hanya itu, perwakilan kelompok waria dari Komunitas Mendut di Jawa Tengah, Vil Ardi menyampaikan bahwa dalam menyasar kelompok transgender juga perlu adanya pendekatan secara konsisten.
“Kelompok transgender tidak memerlukan perlakuan khusus. Kami harapkan kelompok ini dapat membaur dengan masyarakat. Melalui fasilitasi Mobil VCT, kami menyediakan tes screening HIV dan juga vaksinasi COVID-19 untuk menjangkau kelompok termarjinalkan seperti Masyarakat Adat Samin dan kelompok transgender di Pati,” ungkap Vil Ardi.
Kesuksesan komunikasi risiko lainnya juga dicapai di Sulawesi Selatan yang dialami sendiri oleh Hijrahwati, koordinator imunisasi dari Puskesmas Bontolompo 2.
“Dalam upaya vaksinasi inklusif COVID-19, petugas melakukan door-to-door bersama dengan mitra relawan dan kader untuk melakukan pendataan dan persuasi kepada lansia agar mau divaksin. Saat ini, sudah ada sekitar 700 lansia yang terdata untuk segera divaksinasi dan masih menunggu stok vaksin,” jelas Hijrahwati.
Keberhasilan vaksinasi inklusif COVID-19 juga terbukti di Bali, hal tersebut disampaikan oleh I Made Thedy Ardibrata SKM, perwakilan dari Puskesmas Kubu II yang mengatakan bahwa kesuksesan tersebut didukung oleh kolaborasi dengan pihak swasta dan puskesmas dalam menyediakan tempat cuci tangan.
Seluruh upaya ini dilakukan untuk menjangkau kelompok rentan, termasuk di dalamnya lansia dan penyandang disabilitas yang juga membutuhkan akses vaksinasi COVID-19.