Fakta-Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Bahaya STSS yang Mematikan!

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 26 Juni 2024 | 11:30 WIB
Fakta-Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Bahaya STSS yang Mematikan!
Ilustrasi Orang Terdampak Wabah (Pexels)

• Nyeri pada sendi dan otot

• Mual dan muntah

Setelah mengalami gejala pertama, biasanya hanya butuh waktu sekitar 24–48 jam untuk penderita mengalami tekanan darah rendah. Setelah hal itu terjadi, STSS dengan cepat menjadi jauh lebih serius dan menimbulkan gejala:

• Hipotensi (tekanan darah rendah)

• Gagal organ (tanda-tanda lain bahwa organ tidak dapat berfungsi)

• Takikardia (detak jantung yang lebih cepat dari biasanya).

• Takipnea (pernapasan yang cepat).

Tanda-tanda gagal organ misalnya saja orang dengan penyakit gagal ginjal mungkin saja tidak mengeluarkan urine. Orang dengan gagal hati bisa mengalami pendarahan atau memar kulit hingga kulit dan mata menguning.

4. Terjadi Lonjakan Kasus STSS di Jepang

Baca Juga: Review Film Anime A Silent Voice, Ketika Seorang Perundung Merasa Sangat Bersalah

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Institut Penyakit Menular Nasional di Jepang, sepanjang tahun ini Jepang sudaj mencatat setidaknya 1.019 kasus streptococcal toxic shock syndrome atau sindrom syok toksik streptokokus.

Melansir dari NBC News, jumlah itu adalah jumlah tertinggi yang pernah ada. Bahkan disebut lebih besar dari rekor perhitungan tahun lalu yakni sebanyak 941 kasus.

5. Sebagain Besar Kematian Terjadi dalam Kurum Waktu 48 Jam

Ken Kikuchi, seorang profesor penyakit menular di Universitas Kedokteran Wanita Tokyo menyebut sebagian besar kematian terjadi dalam waktu 48 jam.

Ia menyoroti perkembangan penyakit yang begitu cepat menyebar, dan mencatat jika pasien STSS dapat meninggal dalam waktu 48 jam usai mengalami gejala awal.

6. Penyebab Lonjakan di Jepang

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI