- Pembacaan EKG dalam kondisi darurat,
- Penggunaan POCUS (ultrasonografi sederhana),
- Dan tentunya pemanfaatan Holter monitor dalam diagnosis aritmia.
“Kami ingin mendorong kolaborasi nyata antardokter. Karena menangani penyakit jantung, apalagi aritmia, nggak bisa sendirian,” kata dr. Ridwan Tjahjadi Lembong, CEO Heartology.
Menuju Layanan Jantung yang Lebih Modern dan Responsif
Dengan makin banyaknya kasus aritmia, terutama pada usia produktif dan lansia, inovasi teknologi seperti Holter dan smartwatch, serta kolaborasi antardokter lewat forum seperti CARES 2025, jadi langkah penting menuju sistem kesehatan yang lebih siap, adaptif, dan menyeluruh.
Karena ketika jantung bicara lewat denyut yang tak biasa, diagnosis yang akurat dan tepat waktu bisa menyelamatkan nyawa.