- Pemanfaatan Dana Desa didorong untuk mendukung kesehatan anak dan mencegah stunting melalui kebiasaan hidup bersih, gizi seimbang, dan imunisasi lengkap.
- Program edukasi keluarga di tingkat desa terbukti meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan, gizi, dan imunisasi bagi tumbuh kembang anak.
- Kolaborasi pemerintah dan masyarakat memperkuat upaya pencegahan stunting, menjadikan desa sebagai ujung tombak lahirnya generasi sehat Indonesia
Suara.com - Di berbagai pelosok Indonesia, anak-anak masih menghadapi ancaman kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah: imunisasi yang belum lengkap, kebiasaan hidup bersih yang belum terbentuk, serta gizi yang kurang memadai pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Jika tidak diatasi, hal ini berisiko menimbulkan stunting, kondisi yang menghambat pertumbuhan, pembelajaran, dan potensi masa depan anak.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemanfaatan Dana Desa kini menjadi salah satu solusi nyata agar kesehatan anak menjadi prioritas di tingkat lokal.
Hal ini menjadi fokus utama dalam Focus Group Discussion (FGD) Keluarga SIGAP yang digelar di Sukabumi, mempertemukan pejabat pemerintah, kepala desa, tenaga kesehatan, dan mitra program.
Program ini membahas bagaimana kebijakan nasional dan sumber daya desa dapat berjalan searah demi masa depan anak Indonesia yang lebih sehat.
Keluarga SIGAP (Keluarga Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan) adalah inisiatif kolaboratif antara Gavi, the Vaccine Alliance, Unilever Lifebuoy, dan The Power of Nutrition.
Sejak diluncurkan di Banjar dan Bogor pada 2023–2024, program ini terbukti efektif dalam mendorong perilaku sederhana yang berdampak besar, yaitu imunisasi lengkap, cuci tangan pakai sabun, dan pemberian makanan bergizi seimbang.
Melalui pelatihan kader Posyandu, penggunaan alat pembelajaran interaktif, hingga metode kreatif seperti jingle dan demonstrasi langsung, SIGAP membantu keluarga memahami pentingnya kebiasaan sehat secara menyenangkan dan praktis.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, menegaskan pentingnya praktik sehari-hari dalam pencegahan stunting.
Baca Juga: Kondisi Kesehatan jadi Sebab Jokowi Absen HUT ke-80 TNI: Masih Pemulihan, Dianjurkan Tak Kena Panas
“Pencegahan stunting membutuhkan praktik sehari-hari yang konsisten. Dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun yang benar, menjaga lingkungan bersih, makan bergizi seimbang, dan imunisasi tepat waktu, kita bisa menciptakan perubahan berkelanjutan yang mendukung tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Ia menambahkan, pendekatan yang berfokus pada keluarga seperti SIGAP membantu membentuk kebiasaan hidup sehat jangka panjang sekaligus memberdayakan orang tua untuk aktif menjaga kesehatan anak.
Dampak positif program ini sudah terlihat di sejumlah desa di Kabupaten Bogor. Beberapa desa bahkan memutuskan untuk melanjutkan kegiatan SIGAP dengan menggunakan Dana Desa.
Menurut Sappe M. P. Sirait, Analis Kebijakan Senior Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, hal ini menunjukkan tujuan utama dari adanya Dana Desa.
“Dana Desa hadir untuk menjawab tantangan berkelanjutan seperti stunting anak, kemiskinan, dan kebutuhan kesehatan dasar. Pemerintah telah menyederhanakan mekanisme dengan menyalurkan Dana Desa langsung dari APBN ke rekening desa, sehingga desa memiliki kewenangan penuh untuk membiayai urusan lokal sesuai mandatnya,” jelasnya.
Kuncinya adalah perencanaan sejak awal dalam musyawarah desa agar upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan menjadi prioritas anggaran,
Cerita keberhasilan juga datang dari Ratna Sari, Kepala Desa Kota Batu, Kabupaten Bogor, yang melihat perubahan nyata di masyarakat setelah pelatihan SIGAP diterapkan.
“Relawan kami melakukan kunjungan rumah, mengajarkan cuci tangan, membimbing orang tua, dan memberikan pendampingan langsung yang konsisten,” ujarnya
Hasilnya, kesadaran keluarga meningkat signifikan terhadap kebersihan, gizi, dan pentingnya posyandu. Melihat dampak ini, kami berkomitmen mengalokasikan Dana Desa untuk mendukung para kader yang menjalankan program.
Semua dibahas secara terbuka dalam musyawarah desa agar transparan dan sesuai regulasi. Dukungan lintas sektor juga menjadi kunci keberhasilan. Unilever Lifebuoy melihat kolaborasi ini sebagai cara nyata membantu masyarakat mempertahankan perilaku hidup bersih.
“Cuci tangan pakai sabun adalah salah satu cara paling efektif dan hemat biaya untuk mencegah penyakit, tetapi masih sering terabaikan,” tutur Payal Shah, Global Assistant Brand Manager Unilever Lifebuoy.
Sementara itu, Gavi yang selama ini dikenal dengan fokus imunisasi, kini memperluas pendekatannya ke arah promotif dan preventif.
Alia Poonawala, Private Sector Engagement Lead Gavi, mengatakan, imunisasi adalah cara paling ampuh untuk memberikan setiap anak kesempatan tumbuh sehat dan terlindungi.
Melalui Keluarga SIGAP, lanjut dia, baik ibu maupun ayah belajar pentingnya imunisasi lengkap dan tepat waktu, membangun kepercayaan terhadap layanan kesehatan, dan ikut melindungi masa depan anak-anak mereka.
"Bersama Pemerintah Indonesia, kita dapat memastikan setiap anak di berbagai wilayah terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah,” tambah Alia.
Ekspansi program ke Sukabumi dan Brebes menjadi langkah lanjutan agar semakin banyak desa dapat memasukkan kegiatan SIGAP ke dalam rencana dan anggaran mereka.
Sinergi antara kebijakan nasional dan otonomi lokal inilah yang diyakini akan memperkuat upaya Indonesia dalam menurunkan angka stunting dan melahirkan generasi sehat, kuat, dan cerdas — menuju Indonesia Emas 2045.