Profil Prabowo Subianto: Bakal Capres 2024 yang Punya Trah Ningrat

Minggu, 30 April 2023 | 16:34 WIB
Profil Prabowo Subianto: Bakal Capres 2024 yang Punya Trah Ningrat
Prabowo Subianto. - Profil Prabowo Subianto: Bakal Capres 2024 yang Punya Trah Ningrat [Dok. Humas Kemhan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Gerindra telah mengusung ketua umumnya, yakni Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (bacapres) 2024. Diketahui bahwa namanya ini bukan pertama kali masuk dalam jajaran calon pemimpin negeri. Sebab sebelumnya, ia sudah dua kali maju pada kompetisi politik tersebut.

Jika membahas Prabowo Subianto, informasi soal profilnya selalu menjadi topik pilihan. Pasalnya, ada hal-hal menarik yang seringkali disorot. Mulai dari trah-nya yang ningrat, sosok sang kakek dan ayahnya sebagai orang-orang penting di Indonesia, serta rekam jejak kariernya.

Trah Ningrat di Darah Prabowo

Dikutip dari Cover Story Sang Pemersatu Bangsa yang dirilis Tim Media Fraksi Gerindra, dalam tubuh Prabowo Subianto mengalir darah dua trah dari keturunan kerajaan Majapahit dan Mataram Islam.

Kedua trah itu menyatu sejak Raden Tumenggung Mangkuprodjo menikahi Raden Ayu Djojoatmojo. Pasangan ini kemudian memiliki anak bernama R.M. Margono Djojohadikusumo.

Margono sendiri adalah kakek dari Prabowo Subianto. Sementara itu, ada beragam kisah menarik dari para leluhur sang Menhan yang tidak banyak diketahui publik. Diantaranya, aksi heroik Raden Tumenggung saat berupaya menyingkirkan VOC bersama Pangeran Diponegoro. 

Lalu, ada cerita Raden Haryo Baribin, seorang kesatria yang juga berasal dari keluarga kerajaan Majapahit. Ia sempat disingkirkan oleh raja penguasa saat itu dengan alasan yang cukup menggelitik. Yakni, karena ia lebih berwibawa dan populer. 

Sosok Kakek dan Ayah Prabowo

Tak hanya leluhur, kakek dari Prabowo Subianto juga merupakan salah satu tokoh yang berperan penting di Indonesia. R.M Margono Djojohadikusumo adalah saksi hidup di tiga zaman. Mulai dari penjajahan Belanda, Orde Baru, dan Orde Lama.

Baca Juga: Sepak Terjang Dirut Waskita Karya Destiawan Soewardjono, Tersangka Korupsi Pencairan Dana

Ia sempat menjadi pegawai volkscredietwezen (Perkreditan Rakyat) dan jawatan Koperasi. Lalu, satu hari setelah pelantikan Soekarno-Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada 1945, Margono dipilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPAS).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI