Jokowi dan Gibran juga berpotensi didepak dari PDIP ketika wacana Prabowo-Gibran untuk Pilpres 2024 menjadi realita.
Wasisto lebih lanjut menerka bahwa PDIP akan mengevaluasi kembali keanggotaan Jokowi dan Gibran jika sudah tak sejalan dengan visi partai untuk memenangkan Ganjar.
Analisis yang sama juga dikemukakan oleh dosen Ilmu Politik dan Studi Internasional Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam. Ia menilai akan ada konflik internal kubu Jokowi vs PDIP.
Citra Jokowi di masyarakat jadi buruk
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin di sisi lain menilai bahwa citra Jokowi di publik akan menjadi buruk.
Ujang kepada wartawan, Jumat (13/10/2023) menilai duet Prabowo-Gibran kan mengundang narasi negatif terhadap publik, dan akan banyak yang menilai negatif kepada Gibran dan Presiden Jokowi.
Publik juga akan menilai bahwa ada upaya dinasti politik, terutama ditambah dengan wacana Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan umur cawapres dapat berusia 35 tahun yang dituduh dilakukan demi Gibran.
Hal itu juga berdampak buruk ke citra MK, seperti dalam analisis Ujang bahwa MK akan dicap sebagai 'guardian keluarga Jokowi', bukan 'guardian of constitution'.
Ujang akhirnya berkesimpulan bahwa mestinya Gibran tidak diloloskan untuk bisa jadi cawapres dengan keputusan MK.
Baca Juga: Respons SYL Dijemput Paksa KPK, Cak Imin Singgung Transparansi Proses Hukum
Kontributor : Armand Ilham