Suara.com - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul pada hasil sementara quick count Pilpres 2024. Seiring dengan hal itu, Ketua TKD Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Jawa Barat, Ridwan Kamil menyinggung tentang silent majority. Lantas apa itu silent majority?
"Pelajaran. Silent majority sudah berbicara. Siapa mereka?" Melansir dari unggahan reels Instagram RK @ridwankamil, Kamis (15/2/2024.
Apa Itu Silent Majority?
Silent majority menurut Cambridge Dictionary merupakan jumlah besar orang yang belum memberikan pendapat tentang sesuatu. Sementara menurut Collins Dictionary, silent majority yaitu sebutan untuk masyarakat maupun kelompok tertentu, di mana suara sebagian besar dari mereka berbeda dengan pendapat yang paling kerap terdengar di masyarakat.
Kesimpulannya, silent majority merupakan sekelompok orang dalam jumlah yang banyak (mayoritas) secara diam serta tidak blak-blakan mengungkap terkait pendapat mereka. Silent majority juga dapat disebut dengan kelompok mayoritas yang diam.
Sejarah Istilah Silent Majority
Melansir dari lama Political Dictionary, istilah silent majority ini pertama kali diterapkam secara politis oleh Warren Harding melalui kampanye yang dilakukannya pada tahun 1919. Kemudian, di tahun 1960-an, istilah tersebut mendapat perhatian usai digunakan oleh Richard Nixon.
Nixon sendiri menggunakan istilah asing tersebut sebagai cara untuk menghidupkm semangat pemilih yang mungkin saja belum memilih pilihannya lantaran merasa tidak puas terhadap sistem pemilu. Melalui pidatonya yang diselenggarakan pada tahun 1969, Nixon menggunakan istilah ini untuk menarik pemilih yang mendukungnya.
Konteks Silent Majority dengan Pemilu
Baca Juga: Pemilu 2024 dan Pengulangan Alasan oleh Pihak-Pihak yang Kalah Kontestasi
Dalam pelaksanaan Pemilu, istilah silent majority mangacu terhadap masyarakat dalam kelompok dengan jumlah besar yang secara tidak terang-terangan mengungkap dukungannya terhadap salah satu pasangan calon (paslon).