Hasilnya kerjasama ini berhasil melahirkan prosedur standar atau SOP pencegahan dan penanggulangan kekerasan di 40 sekolah, serta mendorong Dinas Pendidikan agar SOP itu diterapkan di seluruh SMP Kabupaten Cianjur.
Adapun harapan dan output kegiatan ini, bisa menurunkan prevalensi angka perkawinan anak, kekerasan terhadap anak, dan kesetaraan gender sehingga baik anak lelaki dan perempuan punya kesempatan pendidikan yang setara.
Kabar baiknya, hasil ini sudah mulai terlihat menurut keterangan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, bahwa kesadaran melaporkan kesadaran anak cukup tinggi, khususnya setelah adanya Modul CHOICES.
"Pemerintah dari berbagai level harus menanggapi ini dengan serius, bahu membahu untuk membuat aturan baku yang mengatur mekanisme kasus kekerasan anak," kata Helmi.
Terakhir, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Cibeber, Eva Silvia Windari mengaku merasakan dampak baik setelah mendapat SOP dan hotline perlindungan anak dari kekerasan di sekolah.
"Sejak SOP tersebut diimplementasikan, muncul keberanian siswa untuk melaporkan adanya tindak kekerasan, baik yang dialami sendiri atau yang dilihat. Seperti beberapa waktu lalu ada kejadian bullying kita langsung tahu apa yang perlu dilakukan," tutup Eva.