Studi yang ditempuh oleh psikiater terbilang relatif lebih panjang ketimbang seorang psikolog. Kendati demikian, studi yang panjang tersebut diganjar dengan kompetensi untuk memberikan penanganan medis terhadap pasien penyandang gangguan mental.
Psikiater punya wewenang untuk memberikan resep obat bagi pasiennya demi membantu kesembuhan mereka.
Psikiater juga berhak mengakses berbagai terapi medis kejiwaan seperti terapi cahaya atau terapi simulasi otak, seperti terapi kejang elektro atau simulasi magnetik transkranial.
Psikolog: Bertugas memberikan konseling dan mendalami kejiwaan pasien
Berbeda dengan psikiater, seorang psikolog tak memiliki latar belakang kedokteran.
Otomatis, mereka tak punya wewenang untuk memberikan tindakan medis yakni memberi resep obat.
Psikolog merupakan istilah payung bagi mereka yang mempelajari kejiwaan manusia, sebagaimana penjelasan Himpunan Psikologi Indonesia.
Ada berbagai macam psikolog, seperti psikolog akademis yang mendalami kejiwaan melalui penelitian. Selain itu, ada juga psikolog profesi yang menekuni profesi seorang psikolog dan memberikan konseling bagi mereka yang membutuhkan.
Seorang psikolog profesi terlebih dahulu menempuh studi profesi. Setelah mereka menamatkan perjalanan studi mereka, mereka diperbolehkan untuk membuka konseling.
Baca Juga: Sedih! Dokter Cerita: Istri Sakit Jantung, Suami Malah Bawa ke Psikiater
Adapun dalam konseling tersebut, seorang psikolog mempelajari masalah yang dialami oleh pasiennya. Setelah melakukan pendalaman, para psikolog bisa melakukan tindak lanjut seperti menyarankan untuk terapi.