Ayat di atas memperingatkan manusia yang suka menimbun emas dan perak tanpa menginfakkan hartanya itu di jalan Allah SWT. Pada hari akhir, kekayaan tersebut bisa menjadi siksaan bagi mereka. Melalui ayat ini, ditekankan bahwa harta harus digunakan sesuai dengan kehendak Allah SWT, bukan untuk ditimbun atau bahkan disalahgunakan.
4. Surat An-Najm Ayat 39-41
An Najm Ayat 39
وَاَنۡ لَّيۡسَ لِلۡاِنۡسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ
Artinya: "dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,"
An Najm Ayat 40
وَاَنَّ سَعۡيَهٗ سَوۡفَ يُرٰى
Artinya: "dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),"
An Najm Ayat 41
Baca Juga: Berapa Gaji Paus Fransiskus? Semuanya untuk Amal, Tinggalkan Kekayaan Sederhana Rp1,6 Juta
ثُمَّ يُجۡزٰٮهُ الۡجَزَآءَ الۡاَوۡفٰىۙ
Artinya: "kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,"
Dalam surat An Najm ayat 39-41 dijelaskan perihal pintu rezeki yang akan terbuka apabila manusia berusaha untuk mendapatkannya. Sebab sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang instan, oleh karena itu semua hal harus diusahakan apalagi dalam memenuhi kebutuhan hidup atau mencari kejayaan.
Selain itu, manusia harus giat dalam menjalankan usahanya dengan berpegang pada prinsip amanah dan bertanggung jawab penuh. Manusia harus bisa memanfaatka tenaga dan ide yang telah Allah SWT berikan dalam mencari rezeki. Sebab Allah SWT tidak menyukai orang yang bermalas-malasan.
5. Al-Munafiqun (63:9)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ