Seringkali, harganya berada di bawah rilisan populer Nike Dunk atau Jordan, dan yang terpenting, stoknya tersedia.
Aksesibilitas ini mendemokratisasi tren. Siapa pun bisa ikut serta tanpa harus membobol rekening bank atau berurusan dengan calo.
Kemudahan untuk mendapatkan produk yang keren dan nyaman ini secara drastis meningkatkan adopsi dan visibilitas ASICS di jalanan, menciptakan efek bola salju yang kini sulit dihentikan.
Apakah ini berarti akhir dari Nike? Tentu saja tidak. Raksasa dari Oregon itu masih merupakan kekuatan yang luar biasa.
![ASICS Women Japan S PF Standard. [ASICS]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/23/85682-asics-women-japan-s-pf-standard.jpg)
Namun, era dominasi tunggalnya jelas telah berakhir. ASICS, dengan kombinasi maut antara kenyamanan superior, estetika yang relevan, strategi cerdas, dan nilai otentik, telah berhasil merebut sebagian besar wilayah kerajaan sneaker.
Mereka bukan lagi sekadar penantang, melainkan raja baru yang berbagi takhta.
Sekarang giliranmu.
Menurutmu, apakah dominasi Nike benar-benar terancam? Model ASICS mana yang jadi favoritmu dan mengapa? Bagikan analisismu di kolom komentar di bawah!
Baca Juga: Alasan Mengapa Sepatu Novablast 5 Lebih Awet dari Adidas Adizero Evo SL Versi dr Tirta