Makna Mendalam Lukisan Sri Mulyani yang Dijarah Massa, Simbol Rasa Aman yang Hilang?

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 03 September 2025 | 18:42 WIB
Makna Mendalam Lukisan Sri Mulyani yang Dijarah Massa, Simbol Rasa Aman yang Hilang?
Sri Mulyani

Suara.com - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati membagikan kisah menyentuh usai rumah pribadinya di Bintaro menjadi sasaran penjarahan pada Minggu dini hari, akhir Agustus 2025. Salah satu benda yang raib adalah sebuah lukisan bunga hasil karya tangannya sendiri yang dibuat 17 tahun lalu.

Dalam unggahan di media sosial, Sri Mulyani menuliskan pesan panjang disertai foto seorang pria berjaket merah dan helm hitam yang terlihat memanggul lukisan cat minyak berukuran cukup besar dari dalam rumahnya.

Ia menggambarkan bagaimana pelaku dengan tenang membawa jarahannya keluar seolah tanpa rasa bersalah.

Bagi pelaku, lukisan itu mungkin hanya dianggap bernilai materi seperti lembaran uang. Namun bagi Sri Mulyani, lukisan tersebut adalah karya yang sangat pribadi, hasil dari perenungan dan kontemplasi diri.

Lebih dari itu, lukisan bunga itu menyimpan kenangan bersama keluarganya.

Lukisan Bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya,” tulisnya.

Hilangnya Rasa Aman

Sri Mulyani menegaskan bahwa lenyapnya lukisan itu juga melambangkan hilangnya sesuatu yang lebih besar: rasa aman, kepastian hukum, hingga perikemanusiaan di Indonesia.

Lukisan Bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Ikhlas Harta Benda Dijarah Massa, Astrid Uya Kuya: Saya Berdoa, Semoga Kucing Dikembalikan

Ia menilai, rumah serta barang-barang yang dijarah hanya dianggap sebagai target operasi semata. Bahkan, dalam beberapa tayangan, ada penjarah yang dengan ringan menjawab pertanyaan reporter soal hasil jarahannya.

Jawaban itu, menurut Sri Mulyani, menunjukkan betapa hukum, akal sehat, dan kepantasan telah runtuh.

Di balik kehilangan benda seni tersebut, Sri Mulyani menekankan bahwa ada korban yang jauh lebih besar dari sekadar jarahan. Dalam kerusuhan itu, sejumlah nyawa melayang dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.

Ia menyebut beberapa nama korban yang meninggal dunia, yakni Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, dan Sumari.

Minggu kelabu akhir Agustus itu, ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekedar lukisan saya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang yang tak akan tergantikan,” ungkapnya.

Pesan untuk Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?