Suara.com - Dunia hiburan Tanah Air tengah dihebohkan oleh perdebatan sengit seputar etika penyiaran, khususnya yang melibatkan suara di balik layar. Sorotan tajam mengarah pada narator atau voice over (VO) program "Xpose Uncensored" di Trans7.
Hal ini buntut dari tayangannya yang dianggap melecehkan dan menyinggung Kiai Anwar Manshur, ulama sepuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri yang kemudian memicu tagar boikot pada Trans7.
Meski kritik utama ditujukan pada konten dan penulis naskah, sosok pengisi suara yang membawakan narasi dengan nada sinis turut menjadi perhatian publik.
Narasi yang kontroversial itu seperti menyinggung santri yang "ngesot" untuk mencium tangan kiai dan memberi amplop, hingga tudingan bahwa hal itu membuat ulama kaya raya, telah melukai perasaan banyak pihak, terutama keluarga besar pesantren.
Insiden ini sontak menggeser fokus ke profesi voice over. Lantas, berapa sebetulnya gaji yang diterima oleh seorang voice over acara TV?
Dan apa saja tugas serta tanggung jawab mereka dalam menyampaikan pesan kepada audiens? Simak penjelasan berikut ini.
Perkiraan Gaji Voice Over Acara TV
![Ilustrasi seorang voice over acara TV [dibuat dengan Gemini AI]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/LctV0NL4ebSoDkMpn7WfynNZ2OilmTF3.png)
Voice over adalah teknik pengisian suara di balik layar yang krusial dalam film, iklan, dokumenter, hingga program televisi. Tugas utamanya adalah menambahkan narasi, memperjelas informasi, atau memperkuat pesan konten.
Di Indonesia, gaji seorang voice over talent sangat bervariasi dan tidak memiliki standar tetap. Besaran honor ini umumnya dipengaruhi oleh tingkat pengalaman, popularitas, jenis proyek, dan kompleksitas naskah. Pembayaran dapat dihitung berdasarkan durasi (per menit) atau per proyek.
1. Berdasarkan Durasi (Per Menit)
Baca Juga: Buntut Narasi 'Santri Ngesot', Pihak Trans 7 Mau Temui Pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo
- Pemula: Biasanya dimulai dari sekitar Rp100 ribu per menit.
- Berpengalaman/Profesional: Dapat mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per menit, bahkan lebih, tergantung jam terbang dan nama besar sang talent.
2. Berdasarkan Proyek
Untuk acara TV atau konten digital, honor yang diterima berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp10 juta per proyek. Sebagai contoh, tarif untuk proyek iklan komersial bisa berbeda jauh dengan honor untuk dokumenter, animasi, atau konten edukasi. Seorang voice over dengan reputasi tinggi atau berstatus dubber terkenal bisa menetapkan tarif hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Faktor Penentu Besaran Gaji Voice Over
Selain durasi dan proyek, beberapa faktor lain yang turut memengaruhi honor voice over meliputi:
- Keahlian Bahasa Asing: Kemampuan membawakan narasi dalam bahasa asing (misalnya Bahasa Inggris) sering kali mendapatkan bayaran yang lebih tinggi.
- Skala Klien: Klien besar atau stasiun televisi ternama cenderung menawarkan honor yang lebih kompetitif.
- Kerumitan Naskah dan Karakter Suara: Naskah yang memerlukan penjiwaan mendalam atau kemampuan mengubah karakter suara yang unik akan dibayar lebih tinggi.
Tugas Voice Over
Seorang voice over talent tidak hanya dituntut memiliki suara yang jelas. Tugas utama mereka jauh lebih kompleks dan mencakup aspek kreatif hingga profesional antara lain:
- Memahami dan Menghidupkan Naskah: Mampu membaca, mencerna, dan menghidupkan naskah hanya dengan suara, menyampaikan pesan sesuai maksud penulis.
- Mengatur Intonasi dan Emosi: Menyesuaikan nada, volume, kecepatan, dan emosi suara agar selaras dengan suasana dan tujuan konten.
- Menyesuaikan Target Audiens: Mengatur gaya bicara agar cocok dengan audiens yang dituju (misalnya suara yang formal untuk berita atau hangat untuk konten keluarga).
- Kolaborasi Tim: Bekerja sama dengan sutradara, penulis naskah, dan teknisi suara untuk memastikan hasil akhir rekaman sesuai ekspektasi.
Kontroversi Narasi Tayangan 'Xpose Uncensored' Trans 7
![Acara Trans 7 yang diduga menyinggung Ponpes Lirboyo [YouTube]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/yE8e3mbEL05yumyxk6MGOFKEqJoLBsiG.png)
Dalam kasus program "Xpose Uncensored" Trans 7, kritikan publik terhadap voice over menjadi perdebatan tentang batas tanggung jawab seorang narator.
Tayangan yang menayangkan visual Kiai Anwar Manshur dan santri Ponpes Lirboyo dianggap salah tafsir oleh narator, yang menggunakan diksi sinis alih-alih menghormati tradisi ta'dzim (penghormatan) santri kepada kiai.