Suara.com - Pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying, mengatakan bahwa jika pemerintah memenuhi desakan demonstran pro-demokrasi maka kota orang-orang miskin di kota itu akan menguasai pemilihan umum.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal dan New York Times, yang diterbitkan Selasa (21/10/2014), Leung yang didukung oleh pemerintah komunis Cina menekankan bahwa pemilihan umum yang demokratis mustahil digelar di kota semiotonom itu.
Dia lebih memilih membentuk sebuah komite yang terdiri dari perwakilan masyarakat, seperti yang juga dimaui oleh Beijing, untuk memilih pemimpin eksekutif di wilayah bekas kekuasaan Inggris itu.
Ia memperingatkan bahwa jika kandidat pemimpin Hong Kong dipilih secara langsung oleh rakyat, maka proses pemilihan umum hanya akan didominasi oleh kaum miskin yang pendapatannya di bawah 1.800 dolar (sekitar Rp21,5 juta) per bulan.
"Jika semua ini adalah permainan angka dan jumlah perwakilan, maka jelaslah Anda akan berhadapan dengan separuh rakyat Hong Kong yang pendapatannya kurang dari 1.800 dolar AS per bulan," kata Leung.
Leung sendiri ditunjuk sebagai pemimpin Hong Kong pada 2012 setelah didukung oleh 1.200 anggota komite yang mewakili rakyat.
Komentar Leung itu disampaikan hanya beberapa jam sebelum perwakilan pemerintah bertemu dengan pemimpin-pemimpin aktivis demokrasi, untuk mencari jalan keluar dari krisis politik yang sudah tiga pekan melumpuhkan kota itu.
Hong Kong adalah salah satu tempat dengan jurang pendapatan terbesar di dunia, dengan jarak antara kelompok kaya dan miskin yang sangat lebar dan harga properti yang sangat mahal. (The Wall Street Journal)
Masih Miskin, Hong Kong Belum Siap Pemilu Langsung
Selasa, 21 Oktober 2014 | 11:41 WIB
BERITA TERKAIT
Laba Semester I-2025 Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Naik 26,84 Persen
07 Agustus 2025 | 08:24 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI