Ahmad Dhani: RT/RW Jangan Makan Gaji Buta

Senin, 07 Maret 2016 | 02:01 WIB
Ahmad Dhani: RT/RW Jangan Makan Gaji Buta
Musisi Ahmad Dhani menyambangi pemukiman warga di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (6/4/2016) malam. [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain sosialiasi terkait pencalonannya maju di pemiliham kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, saat blusukan ke Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara musisi Ahmad Dhani menggelar tanya jawab kepada dengan warga.

Kepada warga, pentolan grup band Dewa 19 itu berjanji akan mengupayakan perangkat daerah seperti kepala Rukun Tetangga dan Rukun Warga diberikan gaji RT dan RW sebesar Rp5 juta hingga Rp10 juta perbulan.

"Untuk RT dan RW. Kita mau coba, asumsi, setiap RT/RW digaji Rp5 juta-Rp10 juta per bulan," kata Dhani.

Dengan besaran gaji tersebut, RT dan RW harus serius memberikan pelayanan kepada warganya.

"Tapi kalau sudah digaji, berarti harus kerja benar. Supaya bekerja dengan profesional. Karena gajinya profrsional. Gaji Rp5 - Rp10 juta nggak kecil. RT/RW harus proaktif. Jangan makan gaji buta," kata dia

Dhani mengatakan RT/RW harus bisa mendata pendatang baru. Selain itu tidak segan-segan melaporkan jika ada tindakan yang mencurigakan kepada pihak kepolisian.

"Jadi kalau ada tetangga dicurigai simpan bom, teroris, tentang tak bermasyarakat dilaporkan ke Walikota dan Gubernur. Kita bisa bantu pihak berwajib kalau di kampung ada kafe remang-remang atau prostitusi online bisa dilaporkan.," kata dia.

Selain itu juga Dhani juga sesumbar akan memberikan anggaran khusus untuk kegiatan Karang Taruna di Jakarta. Dia bakal mengoptimalkan kreativitas remaja-remaja yang ada di kampung-kampung.

"Untuk karang taruna supaya kegiatan anak mudah berhubungan olahraga. Terutama sepakbola, akan kita berikan anggaran khusus untuk karang taruna," kata Dhani.

Dhani juga berjanji akan menghentikan pembangunan mal di Jakarta. Itu lantaran dia merasakan susahnya mencari lapangan bola di Jakarta untuk warga berolahraga.

"Jakarta harus berhenti bangun mal. Berhenti bangun ruko ketika ruko dan mal banyak. Lapangan bola nggak ada," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI