Dunia Hadapi Munculnya Tokoh-tokoh Populis Penebar Kekerasan

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 06 September 2016 | 16:20 WIB
Dunia Hadapi Munculnya Tokoh-tokoh Populis Penebar Kekerasan
Donald Trump. (shutterstock)

Suara.com - Kepala urusan Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein menuding calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menyebarkan "prasangka rasial dan agama yang buruk". Dia juga mengingatkan akan bahaya munculnya tokoh-tokoh populis yang berisiko memicu kekerasan.

Dalam sebuah konferensi keamanan dan keadilan,  Senin (5/9/2016), Zeid juga menuding pemimpin garis keras dari Belanda, Geert Wilders dan sejumlah tokoh "populis sebagai demagog penipu, dan pemimpi politik.

Dia secara khusus menyebut Trump, Nigel Farage dari Inggris, dan Marine Le Pen (Prancis) dan menuding mereka sengaja menggunakan taktik menyebar "ketakutan" yang juga digunakan oleh kelompok bersenjata ISIS di Timur Tengah untuk meraih simpati.

"Jangan salah, saya tentu saja tidak menyamakan tindakan para demagog nasionalis itu dengan aksi yang dilakukan oleh ISIS. Namun dalam hal metode komunikasi, propaganda ISIS menggunakan taktik yang sama dengan para tokoh populis itu, yaitu dengan menyampaikan informasi sepotong-potong dan penyederhanaan berlebihan," kata Zein.

"Sejarah mungkin saja telah mengajarkan kepada Tuan Wilders dan sesama tokoh populis untuk bagaimana secara efektif menggunakan ketakutan pada hal asing (xonofobia) dan kebodohan sebagai senjata politik," tambahnya.

Ia menambahkan, dunia akan dipenuhi dengan kebencian, dan pada titik ini, semuanya bisa berubah dengan cepat menjadi gelombang kekerasan dengan skala besar.

Zein menyebut janji Wilders menjelang pemilihan umum di Belanda untuk melarang imigran Muslim dan melarang peredaran al Quran sebagai hal yang "tidak masuk akal." Dalam sejumlah jajak pendapat, Wilder kini mengungguli politisi Belanda lainnya menjelang pemilihan umum parlemen pada Maret 2017. (Antara/Reuters)

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI