Suara.com - Salah satu tim sukses pemenangan petahana pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Nusron Wahid berkelakar untuk menarik simpati dan dukungan warga Nahdatul Ulama. Ia bercerita tentang dua 'Pil' dalam memilih calon pemimpin Ibu Kota.
"Orang NU kenalnya dua 'Pil', yaitu Pil-KB dan Pil-kada. Kalau Pil-KB, apabila lupa jadi (hamil), sedangkan Pil-kada kalau jadi lupa. Alhamdulillah kalau Pak Ahok sudah jadi tidak lupa," kata Nusron dalam sambutannya di acara Istigosah Kebangsaan Warga Nahdliyin DKI di Jalan Talang III, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017) malam.
Dia pun sempat menyinggung ustad dari ormas-ormas Islam seperti Front Pembela Istana yang sering berteriak takbir (Allahuakbar) setiap berceramah dan menyampaikan salamnya. Hal itu dinilai tidak lembut dalam menyampaikan syiar atau ajaran-ajaran Islam.
"Ini bedanya NU dengan yang lain, kalau yang lain takbir, kalau NU salawat," ujar mantan Ketua Umum Anshor ini dengan menirukan nada yang keras.
Dia mengajak para jamaah pengajian yang didominasi oleh para Ibu-ibu tersebut untuk tidak terprovokasi hasutan-hasutan anti Ahok. Ia juga mengimbau agar menjaga kerukunan dan kebersamaan.
"Alhamdulillah tadi telah disampaikan pak Djan Faridz, kita tidak mau rame-rame. Kita jaga kebersamaan, kita jaga kebhinekaan, jaga kerukunan menjelang Pilkada. Jangan sampai terprovokasi, jangan sampai benci antar sesama. Yang tidak memilih pak Basuki jangan dibenci, yang memilih pak Basuki juga jangan dibenci. Semua harus damai," tandas dia.