Suara.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengungkap cepatnya Kepolisian Jawa Timur menangkap belasan teroris hidup-hidup dan menembak mati teroris lainnya dalam waktu 2 hari belakangan. Ternyata Risma punya sistem data kependudukan yang mutahir.
Risma mengatakan Pemkot Surabaya mempunyai sistem yang menyeleksi warga baru yang datang ke Surabaya. Data itu akan terpusat di Dukcapil Pemkot.
"Untuk sudah 5 tahun di sini, sebetulnya kita sudah punya sistem. Jadi untuk menyeleksi warga baru yang datang, supaya tidak lagi ada teroris yang masuk ke kampung-kampung. Supaya pergerakan mereka bisa terdeteksi," kata Risma saat mendatangi lokasi baku tembak Densus 88 dengan terduga teroris di Gang sikatan, Selasa (15/5/2018) malam.
Risma mengatakan menurut informasi dari kepolisian, pelaku teror yang meledakkan bom di Surabaya belajar membuat bom dari internet. Dia meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir konten berbau radikalisme.
“Seharusnya kominfo bisa memblokir hal-hal yang bersifat terorisme di internet, supaya tidak terjadi hal seperi ini lagi," ujar Risma.
Sampai, Selasa (15/5/2018) sore, Densus 88 meringkus 17 terduga teroris terkait ledakan bom 3 gereja di Surabaya. Mereka ditangkap di berlainan tempat di Jawa Timur. Empat di antaranya ditembak mati di Sidoarjo. (Dimas)