11 Tsunami Selat Sunda: Pisahkan Sumatera-Jawa dan Air Mendidih di Jakarta

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 24 Desember 2018 | 19:21 WIB
11 Tsunami Selat Sunda: Pisahkan Sumatera-Jawa dan Air Mendidih di Jakarta
Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12). [ANTARA FOTO/HO-Susi Air]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sedikitnya 36.000 jiwa meninggal dunia akibat letusan dan gelombang tsunami," tulis jurnal tersebut.

Sedangkan dalam “A Catalogue of Tsunamis on the Western Shore of the Pacific Ocean” (Moskow; 1974) yang ditulis oleh Soloviev dan Go (1974), merekam beberapa catatan kejadian tsunami di Selat Sunda.

Tahun 416

Paling mula tsunami terjadi tahun 416, dan tercatat dalam ”Book of Kings” (Pustaka Radja). Dalam kitab itu tercatat ada beberapa kali erupsi Gunung Kapi yang menyebabkan naiknya gelombang laut, dan menggenangi daratan sehingga memisahkan Pulau Sumatera dan Jawa. Gunung Kapi adalah cikal bakal Gunung Krakatau dan Gunung Anak Krakatau yang ada hingga kekinian.

Oktober 1722

Pada pukul 08.00 WIB terjadi gempa bumi kuat di laut yang dirasakan di Jakarta dan menyebabkan air laut naik seperti air mendidih.

24 Agustus 1757

Pukul 02.00 WIB, gempa bumi yang kuat dirasakan di Jakarta kurang lebih selama 5 menit. Pada 02.05 WIB, selama goncangan yang terkuat, angin dirasakan berasal dari timur laut. Air sungai Ciliwung meluap naik hingga 0,5 meter dan membanjiri Kota Jakarta

4 Mei 1851

Baca Juga: Perangi Match Fixing, PSSI Segera Agendakan Pertemuan dengan Polri dan FIFA

Di Teluk Betung, di dalam Teluk Lampung di pantai selatan pulau Sumatera, teramati gelombang pasang naik 1,5 m di atas air pasang biasanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI