Kelas Menengah 'Rentan Miskin' di Tengah Pandemi COVID-19

Dany Garjito Suara.Com
Sabtu, 04 April 2020 | 14:34 WIB
Kelas Menengah 'Rentan Miskin' di Tengah Pandemi COVID-19
Seorang pekerja menggunakan masker melintas di kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (3/3). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua paket stimulus ekonomi bernilai Rp 405,1 triliun bagi masyarakat yang terkena dampak pandemi COVID-19. Paket stimulus ekonomi tersebut di antaranya adalah kartu sembako dan keringanan pembayaran listrik.

Namun, paket stimulus yang diluncurkan pemerintah ini dinilai 'melupakan kelas ekonomi menengah dan tidak berimbang karena hanya fokus kepada golongan menengah ke bawah dan korporasi'.

BACA JUGA: Kaum Buruh di Tengah Corona: Selama Belum Meninggal, Diminta Terus Kerja

Diberitakan BBC News Indonesia -- Jaringan Suara.com, Bhima Yudhistira Adhinegara, peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan bahwa dalam pandemi virus corona seperti sekarang ini, tidak hanya kelas ekonomi miskin saja yang keuangannya terdampak.

Khawatir PHK dan tidak mendapat THR

Dini Afiandi, karyawan di perusahaan angkutan truk memiliki kekhawatiran ekonomi terkait hal ini.

Perempuan dari Tuban, Jawa Timur ini meskipun tidak dirumahkan, ia mengaku khawatir dengan kondisi keuangannya karena pemasukan perusahaan tempatnya bekerja telah berkurang sejak tiga bulan lalu.

Perusahaan tempat Dini bekerja mengandalkan pabrik semen sebagai klien utamanya, namun pabrik tersebut mengurangi produksinya sehingga banyak sopir truk yang kini dirumahkan dan tidak mendapat gaji, kata Dini.

Di tengah penurunan ekonomi akibat wabah virus corona, perempuan berusia 21 tahun itu masih pergi ke kantor dan bekerja, meski atasan membayar gaji dari kantong pribadinya.

Baca Juga: Kepala Kampung Dianiaya Warga Usai Sosialisasi Bahaya Virus Corona

"Kalau sepi terus kan…. rumah saya juga masih nyicil, masih angsuran, kerjaan juga kayak gini, biasanya saya bisa membantu cicilan rumah tapi sekarang kan sulit," kata Dini, seperti dikutip dari BBC News Indonesia.

Dini mengetahui bahwa ada kemungkinan ia tidak mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) tahun ini, mengingat pesanan untuk truk berkurang dan gaji saat ini mengandalkan kebaikan atasannya.

"Kalau THR sepertinya belum tahu, cuma saya juga tidak berharap-berharap banget, kan ini sepi. Yang penting saya masih kerja itu saja sudah Alhamdulillah," katanya.

"Lebaran tahun ini ya sepertinya tidak seheboh dulu, pengeluaran juga tidak harus beli baju, tidak harus mudik juga. Turut prihatin dengan kondisi sekarang."

Di rumahnya, di mana ia tinggal bersama kedua orangtua dan empat saudaranya, ia juga berjualan es batu, tabung gas, dan galon air mineral.

Ia berlangganan listrik sebesar 1300VA setiap bulannya, kategori listrik yang tidak mendapat bantuan pemerintah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI