"2 atas nama Alohot, 2 atas nama Rinaldi, 2 atas nama Ari dengan total pembayaran: 1.650.000. Jadi rata-rata pesanan: 275.000," ungkap korban.

Wilandini sebenarnya telah menghubungi pihak Grab untuk mengusut kasus serbuan order fiktif ini. Alamat rumahnya pun sudah diblokir agar pesanan tidak masuk.
Namun masih tetap ada order fiktif yang lagi-lagi ditujukan ke rumahnya. Total ada 11 order fiktif dengan jumlah pesanan sekitar Rp 2,8 juta.
Ia tahu bahwa jika ada order fiktif semacam ini driver akan diganti atau reimburse oleh perusahaan.
"Gue udah telfon CS Grab sampai 1 jam untuk block alamat rumah gue, tapi gak ada solusi. Dan untuk reimburse harus Grab nya sendiri yang lapor," kata Wilandini.
"Gue udah gak peduli ini ulah siapa yang jahil, entah abang ojolnya demi dapat uang atau siapa, gue cuma mau ini berhenti aja," keluhnya.

Pada esok harinya, Rabu (8/4), Wilandini tidak lagi menerima order fiktif. Sementara itu, persoalan penggantian uang juga sedang diurus oleh pihak Grab.
Namun pelaku atau pemesan order fiktif itu belum terbongkar identitasnya.
Baca Juga: Puskesmas di Bantul Layani Rapid Test Corona Secara Terbatas