Rahmad agaknya tidak tahu bahwa Kecamatan Tanah Abang, lokasi masjid Albarkah, masuk kategori zona merah. Di wilayah itu, sampai pertengahan April lalu, ada 60 pasien positif virus Corona, sampai pertengahan April lalu.
Bahkan Kecamatan Tanah Abang, termasuk satu dari tiga kecamatan yang disebut paling tinggi untuk warganya menjadi pasien positif virus corona se-DKI Jakarta.
Dua kecamatan lainnya adalah Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur dan Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Di seluruh Jakarta, sampai Minggu (26/04) dalam rangkuman data Pemprov DKI Jakarta, ada 3.746 kasus positif, 1.952 dirawat dan 357 orang meninggal.
Rahmad mengaku masih ingin selalu salat di masjid, meski diakuinya kini sulit menemukan masjid yang masih buka.
"Biasanya (salat di masjid) di Depok, cuma perbatasan dijaga, paling nanti dekat rumah di Bintaro (Tangsel, Provinsi Banten), cuma belum dapat," ungkapnya.
Walaupun mengaku bersikap hati-hati, dengan memperhatikan protokol yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, Rahmad mengaku tidak takut terpapar.
"Yang membuat saya yakin, karena kita dalam rangka ibadah, kenapa kita mesti takut," katanya.
Warga marah kalau ada masjid tetap gelar salat berjamaah
Baca Juga: PSBB Jakarta, 40 Masjid Masih Gelar Salat Tarawih
Berbeda dengan masjid Albarkah, dua masjid besar di kawasan Tanah Abang, Jakpus, yaitu, Said Na'um dan Al-Makmur, justru menutup segala aktivitasnya selama PSBB.
Berdiri di kawasan Kebon Kacang, di samping rumah susun, masjid Said Na'um yang didirikan pada 1975 di masa Gubernur Ali Sadikin itu, tertutup rapat untuk kegiatan ibadah --mulai salat fardhu, salat tarawih hingga buka bersama.
"Baru sekali inilah, di mana bulan Ramadan yang seharusnya sebagai ajang mencari amal untuk beribadah, tapi karena keadaan, kita tidak dapat melaksanakannya," papar sekretaris masjid itu, Suparmo, kepada saya.
Mematuhi peraturan yang digariskan Pemprov DKI Jakarta, Suparmo perlu pula mendapatkan penjelasan dari tokoh atau guru agama untuk meyakinkan para jamaah masjid yang bertanya tentang alasan penutupan masjid.
"Bahkan dua masjid terbesar (di Arab Saudi) tidak melakukan kegiatan ibadah di masjid... Itu artinya ini (wabah virus corona) suatu hal yang memang tidak main-main, harus betul-betul diantisipasi," ujarnya.
Suparmo mengaku tidak ada jamaahnya yang ngotot mempertanyakan penghilangan sementara segala aktivitas ibadah di masjid Said Na'um.