Dua orang yang reaktif itu dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Selanjutnya jika hasil swab test positif, maka akan dirawat.
Sejumlah sorotan pun ditunjukkan oleh warganet Twitter.
Seorang warganet yang mengunggah video keramaian CFD di sekitar kawasan Bundaran HI membuat publik ramai-ramai menuliskan pendapatnya.

"We have the highest number of cases in SEA and one of the lowest testing rate. The curve is far from flattened. The government said it’s all under control and applying the new normal. People seem not to obey rules. I have never been more desperate about this country,
Kita sedang berada urutan pertama kasus (virus corona) se-Asia Tenggara dan yang terendah dalam tingkat pengujian. Kurvanya masih belum junjung melandai. Pemerintah mengatakan semuanya terkendali dan menerapkan normal baru. Orang-orang tampaknya tidak mematuhi aturan. Saya tidak pernah tidak putus asa dengan negara ini -red," tulis warganet.
"Satu sisi kayak takut banget enggak sih virusnya nyebar ke lebih banyak orang lihat ramai begitu, tapi sisi lain mereka pasti sudah bosan banget di rumah, sekalinya CFD dibuka membludak orang-orangnya, stay safe aja deh buat kalian di sana," tambah warganet lain.
"Yah mau gimana ya, CFD diizinkan pemerintah jadi masyarakat enggak bisa disalahin. New normal sebenarnya menganggap corona sudah tidak ada," tulis seorang pengguna Twitter.
Sementara itu seorang pengguna Twitter lain mencoba berpikir positif, "Di sisi lain ini jauh lebih kecil risikonya dibanding membuka mal sih menurutku: 1. Lokasi berupa ruang terbuka tidak pada ruang tertutup seperti mal 2. Berkeringat dan vitamin D gratis dengan paparan sinar matahari langsung, dengan harapan imunitas tubuh meningkat 3. Tingkat stres di rumah berkurang."
"Jakarta udah kembali normal?" tanya warganet.
Baca Juga: Rukita Kenalkan Hunian Bebas Ribet bagi Kaum Metropolis di Indonesia