Bunda Teresa, Sosoknya di Mata Keponakan

Deutsche Welle Suara.Com
Jum'at, 04 September 2020 | 21:06 WIB
Bunda Teresa, Sosoknya di Mata Keponakan
[DW Indonesia].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bibi Gumbar yang terkenal di seluruh dunia ini dibesarkan di keluarga Katolik dan meninggalkan Skopje untuk pergi ke Dublin, Irlandia, saat berusia 18 tahun. Dari sana, dia pergi ke Kalkuta, India, dan bergabung dengan Ordo Loreto sebagai seorang biarawati dengan nama Teresa.

Guna membantu orang-orang miskin dan orang sakit, tahun 1950 Bunda Teresa mendirikan Ordo "Misionaris Cinta Kasih" yang saat ini menjalankan misinya di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Tahun 1979 Bunda Teresa dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Ada sebuah perdebatan antara para penduduk setempat yang mempertanyakan apakah dia orang Macedonia atau Albania.

Namun perdebatan ini selalu diakhiri dengan mengingat kata-katanya yang terkenal: "Saya manusia dan saya hanya milik Tuhan."

Warisan kemanusiaan Bunda Teresa

Bunda Teresa meninggal di Kalkuta, India, pada 5 September 1997 di usia 87 tahun dan dimakamkan dengan salah satu dari dua buah salib milik keluarganya.

Salib lainnya disimpan oleh Gumbar, yang mengaku sebagai satu-satunya ahli waris sah Bunda Teresa berdasarkan dokumen yang dimilikinya.

Namun Gumbar menganggap masalah ahli waris ini tidak begitu penting.

Menurutnya, "yang paling penting adalah warisannya kepada dunia dan pesannya bahwa dunia tidak cuma lapar akan roti, tetapi bahkan lebih lapar cinta."

Baca Juga: Paus Fransiskus Sahkan Aturan Baru Antikorupsi di Vatikan

Pada tahun 2003, Paus Yohanes Paulus II membeatifikasi Bunda Teresa sebagai "Beata Teresa dari Kalkuta," setelah mukjizat pertamanya dikonfirmasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI