Suara.com - Kebakaran fasilitas migran terbesar di Yunani mengakibatkan ribuan orang pencari suaka melarikan diri.
Menyadur Channel News Asia, kamp migran yang tertelak di pulau Lesbos ini terbakar sejak Selasa (8/9).
Lebih dari 12 ribu perempuan, pria, dan anak-anak dilaporkan meninggalkan tempat pengungsian dengan panik, menuju kebun zaitun untuk menghindari si jago merah.
Titik api muncul hanya beberapa jam setelah Kementerian Migrasi Yunani mengatakan bahwa 35 orang di kamp positif virus corona.
Petugas pemadam kebakaran mengatakan sebagian besar kamp Moria hancur, namun sejauh ini ini tidak ada korban jiwa.

Kendati demikian, sejumlah pengungsi menderita masalah ringan akibat paparan asap kebakaran.
Juru bicara pemerintah Stelios Petsas mengatakan keadaan darurat diumumkan di seluruh pulau dan penyebab kebakaran tengah diselidiki.
Pemerintah menyebut polisi anti huru-hara dikerahkan ke Lesbos pada Rabu (9/9), dan rapat kebinet akan diadakan guna menangani keadaan darurat.
Petsas menambahkan pihak berweanng akan melindungi para suaka yang kehilangan tempat tingga; akibat kebakaran, sekaligus melacak dan mengisolasi lusinan orang yang positif Covid-19.
Baca Juga: Krim Kulitmu Mengandung Parafin? Hati-hati Bisa Sebabkan Kebakaran!
"Ada 35 kasus positif dan mereka perlu diisolasi untuk mencegah penyebaran wabah di antara penduduk lokal," kata Petsas.
Sejak adanya kasus positif, pemerintah memberlakukan karantina di kamp Moria, di mama hanya personel keamanan yang diberikan akses.
Ratusan warga kamp yang berupaya melarikan diri menuju kota pelabuhan Mytilene dihentikan oleh pihak kepolisian.
Semua penduduk Moria saat ini dilarang meninggalkan pulau itu, kata Petsas.
Situs berita lokal melaporkan kebakaran mengakibatkan kantor administrasi, kelinik di dalam kamp., dan ribuan tenda rusak.