Tengku: Ahok, Ente Diterima Tinggal di NKRI Saja Mestinya Syukur, Sadarlah

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 18 September 2020 | 10:52 WIB
Tengku: Ahok, Ente Diterima Tinggal di NKRI Saja Mestinya Syukur, Sadarlah
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat memberikan keterangan pers (Suara.com/Ummi Saleh)

Suara.com - Komisaris Utama PT. Pertamina (persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengkritik internal korporasi Pertamina. Kritik Ahok didasari keinginan supaya tata kelola BUMN tersebut benar-benar profesional.

Salah satu pernyataan Ahok yang kemudian menjadi polemik ialah dia menolak jadi direktur utama karena kalau dia menjadi menduduki posisi itu akan banyak yang ribut.

"Persoalannya kalau saya jadi dirut, ribut. Kadrun-kadrun mau demo, mau bikin gaduh lagi Republik ini,” kata Ahok channel YouTube POIN.

Terminologi kadrun yang disebutkan Ahok membikin sejumlah kalangan bereaksi, termasuk Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain.  Dia menilai Ahok: tidak tahu diri.
  
"Ahok sebut kadrun akan demo jika dia jadi dirut Pertamina. Jika benar dia sebut kata "kadrun" sungguh Ahok tidak tahu diri... Ahok, ente diterima tinggal di NKRI saja mestinya sudah syukur... Sadarlah diri..." kata Tengku melalui akun Twitter @ustadtengkuzul.

Kadrun itu terkenal dengan kepanjangan kadal gurun. Terminologi kadrun menjadi tenar setelah hajatan pemilihan kepala daerah Jakarta tahun 2012 sampai pemilu presiden tahun 2019. Sebutan ini terkenal menyusul ramai penggunaan kata kampret dan cebong -- term untuk kelompok pro dan oposisi.

Ahok mengkritik tata kelola Pertamina. Semenjak dia masuk ke perusahaan negara tersebut, sering dibuat heran oleh kebijakan direksi.

Akibat kebijakan yang dinilai Ahok sering nggak masuk akal, Pertamina menanggung utang yang nilainya fantastis. Selain mengkritik Pertamina yang dinilai belum mampu seimbangkan keuangan, dia juga mengkritik Kementerian BUMN dalam melakukan pergantian direksi.

Tokoh Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin menilai Ahok kembali menciptakan kegaduhan.

"Sepertinya Ahok lagi pakai jurus mabuk tubruk sana tubruk sini demi menutupi kebodohannya yang sudah membuat Pertamina rugi Rp11 triliun sehingga tidak ada prestasi Ahok si tukang gaduh aja kerjanya paling jago ya cuma nyalahin orang terus mencari kambing hitam deh," kata Novel ketika dihubungi Suara.com, Kamis (17/9/2020).

Baca Juga: Refly Harun: Ahok Berani Petantang-petenteng karena Cantolannya Presiden

Novel adalah tokoh selalu mengkritisi kebijakan Ahok. Tahun 2015, Novel pernah dipenjarakan Ahok (ketika masih menjadi gubernur Jakarta) selama tujuh bulan dalam kasus menghasut orang lain berbuat melawan hukum, ketika demonstrasi berujung ricuh di depan Balai Kota Jakarta pada Jumat (3/10/2014). Ketika itu, Novel menjadi salah satu koordinator demonstrasi.

Blak-blakan Ahok tentang kondisi internal Pertamina ditayangkan channel YouTube POIN. Mantan gubernur Jakarta itu mengkritik tata kelola BUMN, khususnya internal Pertamina.

Ahok mengatakan menolak kalau ada yang menunjuknya menjadi direktur utama Pertamina karena akan ada yang ribut. "Persoalannya kalau saya jadi dirut, ribut. Kadrun-kadrun mau demo, mau bikin gaduh lagi Republik ini,” ujar Ahok.

Atas berbagai kelemahan yang ada, Ahok mengusulkan sebaiknya Kementerian BUMN dibubarkan saja, lalu pemerintah membentuk super holding semacam Temasek di Singapura.

Selain menilai Ahok tidak berprestasi di Pertamina, Novel menjadi emosional ketika mendengar terminologi kadrun yang diucapkan Ahok.

"Sekarang apa yang mau didengar kalau sudah Pertamina dibuatnya bisa rugi mencoba caper, yang ada akhirnya hanya menjadi pahlawan kesiangan yang tidak bisa mengembalikan Pertamina sudah rugi karena yang penting gimana caranya bisa untung, bukan dengerin koar-koar si bacot malah bawa-bawa kadrun yang tidak ada korelasinya sama kerugian Pertamina yang Rp11 triliun," kata Novel.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI