Cerita Para Guru Mengajar dan Sulitnya Infrastruktur Jaringan Saat Pandemi

Selasa, 01 Desember 2020 | 05:41 WIB
Cerita Para Guru Mengajar dan Sulitnya Infrastruktur Jaringan Saat Pandemi
Avan Fathurrahman, guru di Sumenep harus memutar otak mengubah metode pembelajaran saat pandemi dan sulitnya jaringan di daerahnya. (Foto: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendidikan harus tetap diberikan kepada anak meski pandemi Covid-19 meredam dering bel sekolah di pagi hari, para guru pun tak kehabisan akal untuk terus mengabdi memastikan satu atau bahkan dua generasi tidak kehilangan pembelajaran.

Avan Fathurrahman, seorang guru Sekolah Dasar di Sumenep, Madura bercerita selama sembilan bulan pandemi, dirinya tak pernah mengajar jarak jauh, bukan karena tak takut tertular corona, melainkan karena infrastruktur digital belum memadai untuk belajar online.

"Mau tidak mau saya harus keliling untuk menemani siswa saya satu persatu belajar di rumah masing-masing," ujar Avan.

Dia mengatakan sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama pada Maret 2020, sekolah di Sumenep langsung ditutup dan dirinya selalu membawa papan tulis mini setiap harinya, keliling ke rumah siswa untuk membantu belajar di rumah.

Beberapa pekan kemudian, anak didiknya mulai merasa bosan belajar di rumah karena minim interaksi belajar bersama dengan teman sebayanya.

Avan langsung menyiasatinya dengan mengubah metode pengajaran dengan menggunakan boneka puppet, sehingga anak usia SD tertarik menyimak materi ajar yang disampaikan oleh boneka tersebut.

"Terus mereka tidak lagi bosan, bahkan kalau saya tidak bawa boneka, saya bawa buku seperti biasa itu malah ditanya bonekanya kemana, kadang saya juga bawa mainan lainnya, pakai ular tangga raksasa, saya bermain dengan anak sehingga seolah anak itu bermain sambil belajar," jelasnya.

Semua media pengajaran ini, kata Avan berasal dari kantongnya pribadi, tidak peduli di masa pandemi yang berpengaruh terhadap ekonomi keluarganya, dia tetap memilih berkorban demi anak didiknya.

Lain cerita dengan Wilfridus Kado, guru di Ende, Nusa Tenggara Timur yang sudah mencoba berbagai metode pembelajaran jarak jauh, baik melalui teleconference maupun media sosial.

Baca Juga: Seniman Wayang Uwuh: Berkarya dan Peduli Lingkungan di Tengah Pandemi

Namun dia justru menemui anak-anak tidak belajar saat berada di rumah, ada yang membantu orang tua bekerja hingga bermain saat PJJ masih berlangsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI