"Saya mulai mendekatinya perlahan dan hati-hati. Saya berusaha hari demi hari dan akhirnya kemarahan dan kebencian itu mulai berkurang," ucap Silas.
"Orang-orang di komunitas senang dengan kenyataan ini," kata Silas.
Perubahan sikap Rukiriza mengaku sudah lama menentang hubungan anaknya, tetapi saat ini dia mulai menerimanya.
"Aku tidak mengakuinya. Ibunya tidak sependapat denganku tentang itu, aku tidak ingin mendengar apapun tentang hubungan itu," kata Rukiriza.
"Namun, akhirnya aku sadar. Kami menyelenggarakan upacara pernikahan secara tradisional dan itu berlangsung dengan sangat baik."
Kisah Stanislas dan Jacinta mewujudkan ungkapan bahwa "cinta mengalahkan segalanya."
Ketika Rwanda memperingati 30 tahun genosida pada tahun 2024 mendatang, generasi muda negara itu tampaknya akan memainkan peranan besar dalam proses "penyembuhan luka konflik masa lalu." (ha/gtp)

Baca Juga: Minta Diajari Agama Islam dan Baca Alquran, Kisah Pasangan Ini Bikin Baper