Akan tetapi ketika Israel berhasil mengalahkan negara-negara Arab dalam perang 1967, Yerusalem Timur pun diduduki dan status kepemilikan tanah di Sheikh Jarrah mulai diusik.
Sialnya Israel - yang oleh organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) baru-baru ini disebut sebagai negara apartheid - memiliki undang-undang yang mengatur bahwa orang Yahudi bisa mengklaim kembali tanah yang mereka beli sebelum perang 1948. Tetapi undang-undang yang sama tak memberi hak ini kepada orang Arab.
Berbekal undang-undang inilah organisasi pemukim Yahudi mengklaim tanah di Sheikh Jarrah sebagai milik mereka.
3. Latar politik
Dalam dinamika politik Palestina, momentum ketegangan ini dimanfaatkan oleh kelompok Hamas yang lebih militan untuk tampil. Hamas, yang menguasai Jalur Gaza sejak 2007, ingin unjuk gigi sebagai pembela Palestina yang paling gigih, mengalahkan rivalnya Partai Fatah yang berkuasa di Tepi Barat.
![Warga Palestina membawa bendera Hamas saat pemakaman Rashid Abu Ara, remaja 16 tahun yang tewas dalam bentrokan dengan militer Israel di Aqaba, dekat Nablus, Tepi Barat, Rabu (12/5/2021). [AFP/Jaafar Ashtiyeh]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/13/30107-hamas-palestina-israel.jpg)
Di sisi lain, para politikus di Israel sedang berupaya melengserkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang telah berkuasa sejak 2009 silam dan kini sedang tersangkut skandal korupsi. Dalam upaya ini, para politikus Yahudi dan Arab di parlemen bekerja sama.
Tetapi upaya ini melemah setelah terjadinya konflik terbaru Israel - Palestina. Netanyahu, yang disokong oleh para nasionalis Yahudi garis keras, memanfaatkan konflik ini untuk memperkuat posisinya, mendulang simpati publik dengan menampilkan diri sebagai pemimpin yang keras terhadap Hamas dan kelompok Arab Palestina.
4. Kekuatan militer Israel vs Hamas
Tentu saja Israel, dalam banyak hal, memiliki kekuatan militer lebih besar ketimbang Hamas di Gaza. Mengatasi hujan roket Hamas dari Gaza, Israel mengandalkan teknologi pertahanan canggih Iron Dome. Mengandalkan drone dan jet tempur, Israel telah membombardir Gaza dalam beberapa hari terakhir.
![Roket-roket ditembakan dari Gaza oleh kelompok milisi Hamas dan dicegat oleh roket Iron Dome Israel pada 11 Mei 2021. [AFP/Mahmud Hams]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/13/27342-israel-palestina-hamas-iron-dome.jpg)
Sementara Hamas mengandalkan roket-roket yang dipasok dan diselundupkan oleh Iran. Meski demikian, beberapa analis mengatakan kemampuan roket Hamas semakin meningkat, karena terbukti beberapa roketnya kini berhasil menembus pertahanan Israel dan berhasil menghantam beberapa sasaran di Tel Aviv serta beberapa kota lainnya.
5. Siapa korbannya?
Di Gaza, menurut BBC, sudah 53 orang tewas dan lebih dari 300 orang terluka akibat serangan Israel. Dari jumlah yang tewas itu, 14 adalah anak-anak. Israel mengklaim serangannya menyasar para petinggi dan milisi Hamas.
Baca Juga: Viral Pastor Palestina Ajak Umat Kristiani Bantu Lindungi Masjid Al-Aqsa
Sementara di Israel, serangan roket Hamas, telah menewaskan 6 orang. Dua di antaranya, ayah dan anak, adalah warga Israel beretnis Arab. Seorang lain adalah tentara.
![Keluarga sedang melihat jenazah anak-anak Palestina yang tewas akibat serangan udara Issrael di sebuah rumah sakit di Rafah, Jalur Gaza 12 Mei 2021. [AFP/Said Khatib]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/13/66654-gaza-israel-palestina.jpg)
Selain itu, konflik ini juga telah memicu kerusuhan di beberapa kota Israel yang melibatkan kelompok etnis Arab. Dalam beberapa kasus, kelompok Arab Israel menyerang polisi, ambulans, dan membakar sinagoga.
PBB dan negara-negara di dunia telah meminta Israel dan Hamas di Gaza untuk menahan diri. Pada Rabu malam, Mesir mengumumkan bahwa tawaran gencatan senjata serta dialog yang ditawarkan Kairo telah ditolak oleh kedua pihak.