Tiga Alasan Mengapa China Lebih Cocok Jadi Juru Damai Israel-Palestina

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 09 Juli 2021 | 06:15 WIB
Tiga Alasan Mengapa China Lebih Cocok Jadi Juru Damai Israel-Palestina
Polisi Israel dan warga Palestina bentrok di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem usai salat Jumat (21/5/2021), hanya beberapa jam setelah Israel dan Hamas mengumumkan gencatan senjata di Gaza. [AFP/Ahmad Gharabli]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

China adalah kekuatan ekonomi global. Tahun ini saja ekonomi China tumbuh rekor 18,3% pada kuartal pertama 2021 dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Ini adalah rekor pertumbuhan tertinggi sejak 1992.

China adalah negara manufaktur dan pengekspor barang terbesar di dunia dan juga merupakan pasar konsumen dengan pertumbuhan tertinggi di dunia. Tidak hanya itu, China juga adalah importir barang dan pengimpor produk jasa terbesar.

China telah secara signifikan meningkatkan jejak ekonominya di Timur Tengah dalam dekade terakhir dengan menjadi mitra dagang terbesar dan investor eksternal bagi banyak negara di kawasan ini.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar kedua Israel secara global dan mitra dagang terbesar di Asia Timur.

Pengaruh ekonomi yang kuat di kawasan Timur Tengah dapat memberi China kekuatan untuk secara efektif menekan kedua belah pihak agar bergerak menyelesaikan konflik ini.

Stabilitas kepemimpinan

Aspek lain yang mungkin mendorong peran kunci China dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah stabilitas kepemimpinan dalam pemerintahannya.

Xi Jinping diprediksi akan menjadi pemimpin Cina seumur hidup. Ini sangat kontras dengan upaya Amerika dalam menangani masalah Arab-Israel, yang selalu berubah begitu pemerintahan baru terbentuk.

Sejarah menunjukkan hal ini.

Baca Juga: Bijak Melihat Konflik Israel Palestina dari Berbagai Perspektif

Upaya mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton untuk mendorong diskusi pembicaraan antara Israel dan Palestina selama minggu-minggu terakhir kekuasaannya menjadi percuma karena pendekatan yang berbeda yang dipakai oleh penggantinya George W. Bush.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI