Pakar-pakar Islam tidak mengingkari bahwa ayat-ayat Alquran berbicara tentang jin, tapi mereka memahami jin tidak dalam pengertian hakiki.
Terdapat tiga pendapat dari pakar-pakar Islam terkait jin ini.
- Memahami jin sebagai potensi negatif manusia. Karena menurut pandangan ini, yang membawa manusia pada hal-hal positif adalah malaikat, sementara hal negatif adalah jin dan setan.
- Memahami jin sebagai virus dan kuman penyakit.
- Memahami jin sebagai jenis makhluk manusia liar yang belum beradab.
Keberadaan jin diterangkan di Alquran, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" (QS. Adz Dzariyat [51:56]).
Kisah Gus Baha Mengimami Jin
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha dalam sebuah kesempatan pengajian, ia pernah mengisahkan bahwa dirinya sering dimakmumi bangsa jin. Bukannya bangga dengan kemampuannya, Gus Baha justru dibuat kerepotan.
“Kiai-kiai berpesan ‘kamu alimlah kalau punya khodim jin itu jangan,” ujar Gus Baha menyampaikan pesan para kiai, seperti dikutip dari NU Online.
Dikatakan Gus Baha bahwa dunia jin itu sangat mengerikan. Jika seseorang memiliki khodim jin dan tidak kuat, maka akan berdampak pada anaknya kelak.
“Pokonya kepenak (enak) kalau tidak pernah bersentuhan dengan alam gaib (bangsa jin),” pesan Gus Baha singkat.
Ahli tafsir asal Rembang ini juga pernah mendapat wasiat dari ayahnya, Kiai Nursalim bahwa jangan sekali-kali memimpin jin. Sebab, sebaik-baik jin dia memiliki sifat mencurangi. Hal itu dibuktikan dengan kisah Nabi Sulaiman yang dicurangi jin lalu diabadikan dalam Al-Quran.
Baca Juga: PA 212 Ancam Demo Besar Anti Muhammad Kece, Penghina Nabi Muhammad