Diplomat Australia: Jadi 'Responden Pertama' Bantu Indonesia, China Untung

Jum'at, 03 September 2021 | 06:35 WIB
Diplomat Australia: Jadi 'Responden Pertama' Bantu Indonesia, China Untung
Ilustrasi. Diplomat senior Australia, Gary Quinlan. [ABC/Dok. PBB]

"Pada tahap awal, China memiliki keunggulan respon pertama untuk waktu yang lama dan kita semua sangat lamban bereaksi," katanya.

"China menjadi negara pertama yang datang, memberikan dukungan berupa masker, fasilitas oksigen dan lainnya pada tahap awal dan selanjutnya, tentu saja, memberikan vaksin," ucap Quinlan.

Indonesia memesan 125 juta dosis vaksin Sinovac buatan China dan sejauh ini sangat bergantung dengan vaksin ini untuk program vaksinasi nasionalnya.

Negara ini masih bergelut dengan wabah dari strain Delta, yang telah merenggut nyawa banyak tenaga medis bahkan setelah divaksin Sinovac.

Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa perlindungan yang diberikan oleh vaksin Sinovac menurun lebih cepat dibandingkan dengan vaksin lain termasuk Pfizer.

Belanja vaksin dan militer ditingkatkan

Scomo Jokowi Image: Kerjasama bidang pertahanan antara Australia dan Indonesia semakin meningkat. Twitter, @ScottMorrisonMP

Quinlan mengatakan akan "sangat menarik" untuk melihat apakah ketidakpastian soal efektivitas Sinovac akan "berdampak pada keandalan merek China" di Indonesia.

"Vaksin ini jelas tidak membuktikan - bila melihat keadaan Indonesia sekarang sebagai pusat penyebaran COVID, dengan penularan komunitas yang tinggi. Vaksin itu tidak terbukti seefektif yang dibutuhkan," katanya.

"Dan vaksin lainnya kini masuk. Kita memiliki program bantuan vaksin yang besar, menurut saya kita perlu berbuat lebih banyak lagi," ujarnya.

"AS memberikan lebih banyak bantuan, dan negara lainnya, tentu saja Jepang. Jadi, ini akan menunjukkan siapa yang bisa diandalkan," tambah Quinlan.

Baca Juga: 7 Potret Vicky Zhao, Artis yang Masuk Daftar Hitam Pemerintah China

Australia telah mengirimkan ventilator, konsentrator oksigen, dan peralatan medis lainnya ke Indonesia pada Juli lalu ketika kasus COVID-19 melonjak di seluruh nusantara.

Australia juga menjanjikan pengiriman 2,5 juta vaksin AstraZeneca ke Indonesia tahun ini, meski belum satu pun dosis yang diterbangkan.

Quinlan juga mengatakan kerja sama pertahanan antara Australia dan Indonesia meningkat pesat, karena Jakarta ingin Australia membantu menjaga keseimbangan di kawasan.

Dia mengatakan tanggapan Indonesia yang relatif hangat terhadap Pembaruan Strategis Pertahanan 2020 Pemerintah Australia – yang memperkuat komitmen untuk meningkatkan pengeluaran militer – sangat bagus.

"Tanggapan hangat (Indonesia) itu sekarang merupakan suatu perubahan besar," katanya.

"Pintunya terbuka di sana," ucap Gary Quinlan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI