Ini Kata Masyarakat Adat Soal Bencana Banjir di Kalimantan

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 26 November 2021 | 10:52 WIB
Ini Kata Masyarakat Adat Soal Bencana Banjir di Kalimantan
Ilustrasi hutan di Kalimantan (Pixabay).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

'Kami tidak anti-pembangunan'

Tapi bukan berarti masyarakat adat menolak pembangunan.

"Kami tidak anti-pembangunan. Yang diinginkan oleh masyarakat adat adalah pembangunan yang tidak memerkosa Ibu Bumi kita dan adil untuk seluruh umat manusia," ucap Rukka.

Rukka menilai, pembangunan yang terjadi saat ini telah merusak bumi.

"Buktinya kita mengalami deforestasi, banjir di sana-sini, korbannya juga bukan cuma masyarakat adat, tapi semua orang, sementara ada segelintir elit yang menikmatinya."

Sementara Yeryana meminta Pemerintah Indonesia untuk lebih memahami dan melibatkan, serta memberi kemerdekaan kepada masyarakat adat dalam mengelola alam.

"Jangan rebut tanah kami. Izinkan saja kami hidup dengan cara kami," ujar Yeryana.

"Kami enggak menolak pembangunan, kami enggak menolak modernisasi. Boleh dan kami menerima, tetapi jangan dilarang cara kami hidup karena kami mengelolanya untuk lestari dan berkelanjutan."

Ia juga berharap RUU Masyarakat Adat segera disahkan sehingga ada perlindungan bagi masyarakat adat dalam menjalankan cara hidupnya.

Baca Juga: Wamen LHK: Tahun 2023 Penetapan Kawasan Hutan Harus Selesai 100%

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI