Apakah Wanita Korban Pemerkosaan dalam Islam Berdosa? Ini Penjelasan Buya Yahya

Kamis, 09 Desember 2021 | 15:26 WIB
Apakah Wanita Korban Pemerkosaan dalam Islam Berdosa? Ini Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya menjelaskan terkait wanita korban pemerkosaan dalam islam (YouTube/Al-BahjahTV).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maraknya kasus pemerkosaan membuat publik bertanya-tanya, bagaimana korban pemerkosaan dalam islam? Terkait dengan pertanyaan tersebut, Buya Yahya memberikan penjelasan.

Dilansir dari YouTube channel Al-Bahjah TV, yang berjudul "Apakah korban pemerkosaan berhak dapat suami yang baik?", Buya Yahya menjelaskan mengenai korban pemerkosaan dalam Islam. Berikut penjelasannya

Korban Pemerkosaan dalam Islam

Penjelasan mengenai korban pemerkosaan dalam islam ini dimulai dari MC membacakan pertanyaan yang berdasarkan sebuah cerita. Dalam cerita tersebut disebutkan seorang wanita pernah mengalami musibah yaitu diperkosa.

Pelaku menodong senjata tajam hingga akhirnya membuat ia takut dan terpaksa menyerahkan kehormatannya, tapi setelah kejadian korban merasa risau, apakah dia sebagai korban pemerkosaan berhak mendapat suami yang baik?

Buya Yahya itu pun menjawab, "Jika benar seorang wanita diperkosa, maka dia tidak punya dosa. Asalkan wanita tersebut memang tidak mengundang orang untuk memperkosanya."

Buya lalu memberikan gambaran kalau seorang wanita jalan malam-malam pakai rok pendek. Menurutnya, pakaian seperti ini dapat 'mengundang' orang untuk memperkosa dia.

Kemudian, Buya Yahya melanjutkan penjelasan jika ada seorang wanita yang
sholehah sudah menjaga diri, menjaga kehormatannya dan masih diperkosa oleh seseorang, maka dia tidak punya dosa.

"Maka, jangan masuk wilayah putus asa," pesan Buya Yahya.

Baca Juga: Apa Hukuman Koruptor Menurut Islam? Begini Kata Abi Quraish Shihab

Beliau juga melanjutkan sebuah cerita, suatu ketika ada seorang mahasiswa S2, sedang mengambil tesis, melacak tentang sebab mengapa seseorang masuk wilayah pelacuran. Ini yang di pantau waktu itu daerah Surabaya. Hasil tesis tersebut mengungkap banyak di antara mereka (pelaku pelacuran) melakukannya karena putus asa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI